Tuesday, February 28, 2012

the rest is still UNWRITTEN

Ditahun baru ini, yaitu si tahun 2012 yang berlambang naga sudah hampir mengakhiri triwulannya yang pertama. Kalau gue perhatikan dari beberapa sumber di Internet, tahun yang orang-orang keturunan Tionghoa sebut sebagai tahun NAGA AIR ini cukup menjelaskan beberapa hal yang juga mewakili sifat dari binatang Naga itu sendiri.

Dari salah satu sumber yang gue dapat dari hasil penyelusuran gue di google.com, gue mendapati sedikit brief tentang Naga air ini sendiri. Yaitu, sbb ;

"Tahun ini akan menjadi transformasional yang mengubah hidup! Secara umum, ada hal lebih untuk anda di tahun 2012 dibandingkan 2011. Ini adalah tahun yang baik untuk memperbaiki diri sendiri mengambil risiko investasi dan untuk membangun kekayaan. Tahun 2012 menjanjikan banyak dan mungkin menjadi transisi besar dalam hidup Anda. Apakah itu ternyata sangat baik, atau benar-benar buruk, akan tergantung pada bagaimana Anda 'naik' Naga Air Perkasa!"

Nah, kalau gue perhatikan kata-kata penjelasan tersebut diatas ini, gue cukup tertarik dengan penjelasan dimana dikatakan bahwa tahun ini, adalah “tahun yang baik untuk memperbaiki diri sendiri”. Lalu disusul dengan penjelasan bahwa tahun 2012 ini “menjanjikan banyak dan mungkin menjadi transisi besar dalam hidup”. Setelah membaca dan sedikit berpikir, banyak hal yang ter-interpretasi di dalam benak gue saat ini.

Pertama, gue merasa bahwa memang gue masih perlu kesempatan buat memperbaiki diri gue disetiap tahun baru. Dalam hal ini, kalau bisa gue terjemahkan, tanpa melihat apa yang diramalkan di tahun Naga Air, gue memang telah banyak melakukan kesalahan, membuat keputusan yang tidak benar dan juga banyak menyia-nyiakan waktu gue di tahun sebelumnya.

Poin kedua yang sangat menarik perhatian gue dari gambaran tahun naga disini adalah “tahun ini menjanjikan banyak dari terjadinya tansisi besar dalam hidup gue ini”. Tapi, di kalimat akhir dari penjelasan diatas, dijelaskan juga bahwa ini semua masih “tergantung” pada bagaimana gue menggunakan waktu gue disini.

Seperti yang kita sama-sama udah tahu, bahwa perubahan itu gak pernah mudah, dan perubahan dalam fase transisi pun, juga tidak pernah mudah.Siapa sih yang gak mau punya perubahan ? gue yakin banget, setiap dari kita mau punya perubahan, menjadi yang lebih baik sih pastinya. Apalagi, setelah gue punya waktu-waktu yang sulit di tahun lalu. Sepertinya, tahun naga ini merupakan tahun yang baik untuk mulai memperbaiki kesalahan gue dan melakukan langkah awal dalam perubahan gaya hidup gue yang salah.

Dengan rendah hati, dan tanpa mengurangi rasa hormat terhadap Maha pencipta dan Maha Pemberi kekuatan dalam cobaan-cobaan yang terjadi, disini gue hanya ingin menggambarkan betapa gue “dying for” suatu perubahan dalam hidup gue. Banyak hal sudah gue lakukan untuk bisa melakukan perubahan, namun sepertinya gue masih banyak kalah dan cenderung “cepat bosan” dalam berusaha.

Diawal tahun ini, gue sudah mengalami banyak hal yang mengajarkan gue mengenai “langkah awal” dalam melakukan suatu perubahan. Dimulai dari gue yang mulai merubah cara pandang gue tentang “bersikap pada orang lain” sampai bagaimana gue “menggunakan kesempatan, dan mensyukuri keadaan” yang gue miliki untuk melanjutkan kehidupan gue.

Menurut pandangan gue, adalah sangat mudah untuk “mengejar” sesuatu dan akan juga lebih mudah untuk “mempertahankannya”. Namun, gue adalah tipe orang yang sangat sulit untuk “meninggalkan” apa yang telah gue dapatkan dengan segala upaya dan kekuatan gue. Jangankan suatu hal yang sudah gue dapatkan dengan usaha gue. Meninggalkan barang pemberian atau hadiah aja, rasanya gue gak rela.

Sangat gak asing terdengar ditelinga gue setiap orang-orang rumah gue selalu bilang bahwa gue ini adalah “penyusuh” (orang yang suka menyimpan barang-barang yang gak penting, tapi gak mau membuangnya. Sehingga Cuma menjadi tumpukan barang yang menimbulkan debu, laba-laba dan berantakan), yang kadang suka saru terdengar oleh gue menjadi “PERUSUH” hahaha.... itu juga gue banget sih.

Suatu siang ketika gue lagi kerja dikantor, one of my best girl friend share ke gue tentang lirik lagu dari grup band asal benua eropa yang namanya COLDPLAY . Salah satu lagu terbaik mereka yang berjudul FIX YOU. Entah kenapa, setelah gue telaah lagi lirik lagu yang sebenarnya gua tau ini, terasa sangat membakar sekaligus menghantam gue untuk segera mengambil keputusan “berubah”. Bukan berubah jadi ksatria atau jagoan atau apa. Namun gue harus segera mulai merubah mind-set, gaya hidup dan cara pandang gue terhadap kehidupan gue ini.

Ada satu kalimat yang sangat menarik perhatian gue disini, yaitu adalah When you lose something you can’t replace.

In this life, I mostly got what I want, and gak jarang ternyata those are the things that I dont need. Ya dengan kata lainnya sih, kalo gak ada hal-hal ini juga masih bisa buat gue ketawa dan bahagia. Dalam konteks kalimat dari lirik ini, maksud dari teman gue ini adalah untuk menyadarkan gue bahwa gue seharusnya bisa membedakan mana yang gue PERLUKAN dan mana yang gue INGINKAN. Selain emang liriknya tajam, gue memahami benar apa maksud dari temen gue yang doyan sama warna pink ini. Dia mau gue sadar bahwa kalau gue meninggalkan apa yang gue inginkan ini tidak akan seberat kalau gue meninggalkan apa yang gue butuhkan. Dengan kata lain, gak seharusnya gue mempertahankan apa yang gak perlu dan gue pasti sanggup untuk melakukan suatu perubahan.

Dari apa yang sudah gue bagikan diatas ini, gue ingin menyampaikan bahwa tidaklah mudah bagi gue untuk langsung bisa menerima kenyataan bahwa sebenarnya gue harus bisa meninggalkan sesuatu yang sangat kita sayang. Beberapa saat terakhir ini, gue tengah bahagia dengan tercapainya keinginan dan harapan gue untuk menjadi “lebih dekat” dengan seseorang yang sudah gue taksir sejak lama. Gak sedikit usaha yang gue lakukan untuk bisa mewujudkan keinginan gue tersebut. Dan ketika gua sudah bisa menjadi lebih dekat dengan orang yang gua suka ini, gua dihadapkan pada suatu kenyataan dimana ini mengharuskan gue untuk MENINGGALKAN dia.

Jadi inget lagu lamanya Alda yang dinyanyiin lagi sama Mbak Syahrini nih yang judulnya “aku tak biasa”, gua sebenarnya sudah menjadi suatu “ketergantungan” akan kehadiran dia dalam hidup gua. Sepertinya, hidup tanpa dia itu bagaikan makan nasi sama pete tanpa sambel. Hambar, gak asik, gak menyenangkan dan cenderung PAHIT.

Namanya suatu kebiasaan, pasti akan sangat sulit kalau harus dirubah. Mengingat, tadi diatas sudah gua gambarkan perlunya suatu perubahan menjadi sesuatu yang lebih baik. Dulu waktu gua masih belum punya Laptop, gua masih bisa menghasilkan dan masih bisa kerja tanpa menurunnya kualitas kerja gua. Tapi setelah emak gua menghadiahkan gua laptop, gua menjadi manusia yang tidak bisa hidup tanpa laptop gua. Gak jarang, gue menjadi kurang berfungsi dalam kerjaan gua kalau gua gak pakai Laptop unyu gua ini.

Sama halnya dengan Handphone. Dulu gua masih bisa punya temen banyak, masih bisa bergaul dan masih bisa terus berkarya tanpa adanya telepon selular. Tapi sekarang, seolah-olah gua tidak bisa hidup tanpa HP imut gua ini. Semuanya terasa sulit, dan seakan tidak bisa dilanjutkan tanpa hadirnya benda-benda yang menjadi suatu kebiasaan gua ini.

Dari sedikit gambaran yang bisa gua bagikan ini, gua akan menjelaskan gimana sulitnya gua untuk bisa menerima kenyataan bahwa ternyata gua tidak akan bahagia kalau gua melanjutkan hubungan gua sama si lawan jenis ini. Sebenarnya, bisa aja sih kalau gua paksain, tapi gua tau akan kearah mana perasaan yang akan gua rasakan nanti. Sudah pasti akan ada lebih banyak air mata, adegan nangis dibawah shower dan ujung-ujungnya gua menjadi hamba “bye-gone” yang memilih jalan pintas untuk mengakhiri hidup gua.

Pada artikel sebelumnya, gue menceritakan bagaimana gue cukup “getol” berusaha untuk bisa mendapatkan perhatian dari seseorang yang gue “idola”kan. Tanpa kenal letih gue terus ‘cari muka’ dan gak jarang gue merasa terjadwal untuk mencari kesempatan supaya at least, dia notice gue. Agak ganggu sih emang (iye, gue sadar...), tapi justru dengan ke-Lebay-an gue ini ternyata gue berhasil mendapatkan perhatian dari Hamka yang FINALLY dia reply mention gue di twitter. Of course I’m happy... dan sepertinya semua orang sudah tau tentang gimana rasanya “diperhatikan” setelah sekian lama dan sekian banyak usaha yang gue lakukan.

Sebenarnya, bukan tentang komentar Hamka di Twitter sih yang mau gue ceritain disini. Melainkan gue ingin menggambarkan suatu Philosophy tentang perubahan mind-set yang bisa membantu usaha gua dalam perubahan ini. Ketika gue menginginkan suatu hasil, dan gue tahu bahwa gue sangat menginginkan hal itu gue cukup berhasil memotivasi diri gue untuk terus berusaha dan berusaha. (meskipun ternyata usaha gue ini di anggap LEBAY... -__- ).

Namun seharusnya, semangat dan rasa “getol” yang pernah gue lakukan ini, harus juga gue miliki dalam suatu langkah untuk menuju pada suatu perubahan selayaknya saat gue mengejar impian. Meskipun yang pasti akan terasa sangat menyakitkan pada awalnya, tapi gue yakin banget bahwa suatu perubahan hati yang akan gue lakukan ini bisa membawa gue kepada suatu kebahagiaan “inner & outer” dalam diri gue.

True... gue perlu banget melakukan hal ini.

Seiring berjalannya waktu, gue yakin, cepat atau lambat gue pasti bisa mulai menerima kenyataan bahwa memang seharusnya gue tidak perlu terlalu lama bersedih. Sedih sih sudah pasti akan gue alami, tetapi harusnya gua bisa melihat kebelakang, bahwa kebahagiaan gua tidak kurang sama sekali sebelum gua mengenal sosok temen gua ini. Semua terasa sempurna dan semua baik-baik aja kok. Seharusnya gua bisa bahagia dengan atau tanpa dia.

Banyaknya penundaan dan alasan yang memberatkan, sempat membuat langkah awal yang seharusnya segera gue ambil ini semakin terasa lebih berat dari sebenarnya. Yang ada dikepala gue hanyalah tentang kebahagiaan (asal gue hepi), tanpa memikirkan kebahagiaan macam apa yang gue perlukan. Pandangan positif gue seakan telah tertutup oleh pikiran-pikiran gue sendiri yang berkecamuk dan seolah kebahagiaan gue ini dipertaruhkan, tanpa pernah memberikan kesempatan untuk menyadari bahwa kebahagiaan sejati itu sebenarnya ada, dan kebahagiaan yang sesungguhnya itu adalah ketika gue mampu melalui tugas-tugas berat guna untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan gue di dunia ini.

Perubahan yang digambarkan ditahun Naga air ini seolah mengisyaratkan kepada gue, untuk segera berubah dan melakukan suatu langkah awal demi perubahan baik yang gua idamkan saat ini. Gak sedikitpun kolega serta famili berusaha dengan cara mereka masing-masing untuk kembali menyentuh hati gue agar kembali menjadi sesosok Lina yang dulu. Yang selalu gemar melakukan hal-hal baik, dan selalu mampu menjadi teladan bagi orang-orang disekitarnya yaitu mensyukuri segala hal yang diberikan meskipun itu masalah atau justru berkah.

Jadi, sekarang bisa gua katakan disini bahwa gue sudah bisa melalui satu tahap dimana gua sekarang sudah “MOVE ON” dan siap melanjutkan kehidupan gua tanpa harus mengingat lagi hal-hal menyedihkan diatas.

Semoga ditahun Naga air ini, bisa gue lancar-lancar aja dan jaya selalu... layaknya bis Lancar Jaya. Hahahahah mulai deh randomnya.

-__-‘

Lina Mongan

No comments:

Post a Comment