Thursday, January 19, 2012

Say goodnight and go

Ah well, setelah beberapa saat gue malas untuk nulis, dimana kegiatan menulis ini sudah gue jadikan salah satu cara supaya bisa eksis, sekarang akhirnya gue paksa diri gue untuk kembali rajin mengolahragakan jari2 gemuk gue ini.

Dikit lagi tahun 2011 ini akan berganti menjadi 2012. Dan biasanya, orang-orang banyak yang mengingat apa saja yang sudah mereka lakukan, mereka capai dan mereka lewatkan sepanjang tahun ini. Begitu pula dengan gue yang akhir2 ini memikirkan tentang kehidupan gue di tahun 2011. Setiap gue mau bilang kalau tahun ini berat, sebenarnya enggak juga. When i look at the past years I had, the problems I had juga berat. Tapi ya, setiap tahun memang permasalahan dan pengalaman yang dialami kan pasti berbeda dari tahun sebelumnya. So Ya.... If i could describe what my life is like in this year, I’d say in a positive way.. bahwa tahun ini gue “sangat diberkati”.

Karena terlalu banyak di dalam kepala untuk dibagikan, kayanya gue akan mulai cerita gue dengan membagikan apa minat dan kesukaan gue akhir-akhir ini. Abisnya kalau mau nulis yang sedih – sedih atau yang menderita –menderita, ntar dikira mau menyaingi penulis skrip sinetronnya Nikita Willy. Secara dia kan MEGANG banget di dunia pernangisan televisi. Masa iya gue mau nangis2an juga di tulisan ini. (mendadak liat kaca sambil mewek, penasaran kaya apa muka gue kalau mewek... ternyata ancur banget!!) (langsung mengurungkan niat jadi artis sinetron).

Ada beberapa hal yang cukup menarik minat gue sebenarnya akhir-akhir ini. Mulai dari Hamka Hamzah yang selalu mengalihkan konsentrasi gue, terus olahraga biliar yang gak pernah gue tengok seumur hidup tapi dengan sukses mencuri perhatian gue sekarang, sampai akhirnya harus gue akui bahwa ternyata gendut itu menyiksa gue!!!!. One by one akan gue ceritain gimana hebohnya gue mengalami hal - hal ini. CEKIDOT...... ;

Pertama gue gak sabar untuk cerita tentang postur tubuh gue yang sebenarnya sudah gue sadari, bahwa besarnya badan gue ini menyebabkan orang-orang yang liat gue ini SAKIT MATA atau lebih tepatnya KEGANGGU. Mulai dari susahnya nyari baju dilemari sendiri, lalu susahnya beli baju baru yang muat dan harga cocok sama kantong, sampai gimana teman-teman sendiri mulai asyik mencela “ukuran” badan gue yang ternyata memang tidak kecil ini.

Terobsesi pengen punya badan kaya Agnes Monica (eh enggak deh, lebay itu sih). Ya, terobsesi dengan turun berat badan, gua mulai dengan mengurangi porsi makan dan mulai mengurangi waktu makan gue tiap harinya. Tapi bukan Lina namanya kalau enggak LEBAY. Gue yang lagi keranjingan diet ini kelepasan dengan hanya makan 1 kali satu hari. Sok kuat dan lupa dengan asam lambung diperut gue yang sensitip nya gak kira-kira. Alhasil, disaat gue sedang kerja, gue harus mengakui bahwa asam lambung gue ini beyond my ability. Langsung ngambek dia... gue isi makanan, gak mau... gue isi minuman enak, gak mau... gue diemin makin ngamuk.... hmmmmm... susah bener sihhhhh!!!!

Sebenarnya bukan keinginan untuk punya postur badan ideal supaya bisa langsung alih profesi jadi super model yang gue harapkan dari turunnya berat badan gue ini. Melainkan, gue punya harapan dan keinginan sederhana yang mengharukan, yaitu gue pengen bisa beli baju di terminal blok-m dengan harga 20ribu-an. Disisi lain juga, gue menyadari bahwa dengan menjaga pola makan, gue pasti sehat dan bebas dari penyakit mematikan (uang habis buat jajan). Karena niat-niat sederhana ini lah, gue memutuskan untuk memiliki badan ideal.

Alasan lain yang memaksa gue untuk tunduk pada kondisi badan yaitu, gue berharap banget bisa“enak dilihat” kalau one day gue bisa ketemu sama HAMKA HAMZAH. Kenapa? ... ya malu lah brayyy!!! ... gimana enggak, sebagai pria idola gue yang menurut orang-orang terdekat gue mukanya dia ini gak jauh beda dari tukang ketoprak, tukang tahu, tukang bubur atau tukang becak, Hamka ini punya badan yang AMIT-AMIT bagusnya. Pantat bahenol, dada bidang, tinggi yang proporsional sampai mampu mengalihkan dunia gue. He’s close to PERFECT for me.

Dengan kodrat dimana sosok wanita yang seharusnya selalu memperhatikan kondisi badan, gue merasa malu kalau sampai kalah “teratur” postur badannya sama cowok. Masa iya, cowok aja bisa punya badan sempurna, tapi gue sebagai wanita masih mikirin kondisi perut kenyang aja, tanpa memikirkan ukuran yang diakibatkan dari perut kenyang disetiap jam. But well, jangan tanya gimana hasil akhir dari keinginan rendah hati gue ini. Karena sebenarnya itu masih angan-angan dan belum ada hasil dari gerakan awal yang gue lakukan. Sabar aja yah kawan-kawan, Lina yang kalian kenal ini tidak akan drastis kurus seperti model-model di tipi. (dalem hati menangis guling-guling).

Ngomong-ngomong soal Hamka, gue rasa gue perlu cerita nih ke semuanya tentang apa yang gue rasakan tentang sosok Hamka ini. Selain karena dia sudah terkenal dengan peran dia sebagai pemain belakang untuk TIMNAS di piala AFF, PPD dan pertandingan persahabatan lawan LA Galaxy kemarin, gue merasa something that I can’t even explain what I do like from him. Pokoknya, gue suka deh sama dia. Sampai-sampai gue mulai keranjingan untuk cari tahu tentang kehidupan dia diluar lapangan hijau.

Entah apa yang gua dapat dari mencari tahu tentang dia, tapi rasa kepuasan tersendiri ini yang membuat gue ogah berhenti mencari tahu tentang dia. Googling, tweeting bahkan terus cari informasi tentang dia dari toko buku. Kalau misalnya sampai gue bisa ketemu sama dia oneday, I want him to understand bahwa gue ini emang udah luar biasa meng-idolakan dia deh. (kedip-kedip genit, yang dilanjutkan dengan salto karena girang).

Sanking gue sangat mengidolakan dia, gue ini teramat sangat ngarep untuk bisa face to face ketemu sama dia (Huahahahhaha, mendadak ngakak kalau gue inget usaha yang sudah gue lakukan untuk bisa ketemu sama dia). Dimulai dari gue yang seneng banget ngikutin segala aktivitas dia melalui account twitternya, sampai temen-temen deket yang sering meng-informasikan keberadaan dia ke gue. Entah di Cafe, tempat mancing, tempat latihan dan lain-lain deh.

One night, gue baca di twitter kalau dia lagi dinner sambil nobar pertandingan liverpool di salah satu cafe yang terbilang favorite untuk gue dan ternyata juga tempat favorite untuk dia dan teman2 terdekatnya. Waktu itu jam sudah menunjukan pukul 10 malam, sedangkan pertandingan bola baru dimulai sekitar 20 menit. Dengan gaya gue yang sok manis, gue minta izin sama emak gue untuk menginzinkan gue keluar malam itu. Karena acting Nikita Willy yang cukup meng-inspirasi, akhirnya gue berhasil mendapatkan izin dari emak gue, dan langsung naik taksi kesana. Sebelumnya, gue menghabiskan waktu sekitar 10 menit untuk mencari teman yang mau nemenin gue jalan. Karena dadakan, pada gak bisa semua. Disitu gue hampir membatalkan niat gue ini, sampai akhirnya gue menemukan satu teman terbaik gue yang tinggalnya tidak jauh dari rumah gue.

Temen gue ini ternyata abis nonton konsernya Anggun C. Sasmi di JHCC bilangan Senayan. Menyuruh dia jemput gue dengan taksi, kita pun akhirnya langsung ngibrit ke arah Cafe tersebut. Entah apa yang merasuki pikrian gue, waktu itu gue pikir dengan sok yakin bahwa Hamka dan teman2nya ini ada di Cafe yang terletak di bilangan Senopati. Dengan taksi yang disupiri oleh Bapak METAL itu, kita capcus lah ke Senopati. Sampai sana ternyata KOSONG MELOMPONG. Malah emang Cafe ini ga buka hari itu. Dengan semangat yang masih membara (karena juga sudah terlanjur diluar rumah) gue langsung mengarahkan Pak Supir untuk bawa kita ke cabang Cafe yang di Panglima Polim. Disana ada terlihat beberapa mobil yang masih parkir. Tapi gue ga liat mobil dia, dengan keyakinan penuh, gue paksa diri gue untuk turun ke Cafe yang sudah memasang papan CLOSED ini didepan pintunya. Karena gue kenal dengan beberapa pekerja disitu, gue nyelinap masuk dan langsung tanya aja tentang keberadaan Hamka. Tanpa rasa bersalah dan tanpa memikirkan perasaan gue, si pekerja yang kenal dengan gue ini tadi menjawan dengan santainya, “baru aja pulang Lin .. kira2 5 menit-an yang lalu deh...”. Disitu gua merasa hidup gue berakhir, dan sepertinya gue telah kehilangan semangat hidup gue. (aseli lebay).

Dengan lemah, letih, lesu, gua balik ke taksi sama temen gue dengan perasaan sedih dan menyesal setengah mati. Gimana enggak menyesal ? Gue sih tadi pakai bilang suruh ke Cafe yang di Senopati. Akhirnya kan gue terpaksa wasting my 5 minutes yang seharusnya kalau enggak dipake ke Senopati, sekarang ini gue pasti sudah bisa pasang foto gue sama Hamka sekarang. Untuk sesaat, gue merasa gua letih mengejar Hamka. Dan untuk sesaat gue merasa gue tidak perlu lagi mengejar Hamka. Cukup manusiawi rasanya, manusia girang seperti gue ini bisa merasakan sedih dan kecewa untuk hal-hal kecil seperti ini.

Sesampainya gue dirumah, ternyata nyokap gue udah tidur ditempat tidur gue. Gak lama, dia kebangun karena gue mau masang selimut dan nyusul tidur disebelah dia. Dengan berbisik, dia tanya ke gue, “mana fotonya? Liat dong...!”. Gue cuma bisa nutup kepala gue pake bantal dan bilang ke dia kalau gue gak berhasil ketemu Hamka,”Hamkanya udah pulang just right before I got there.” Jelas gue singkat. Terus terang, saat itu gue perlu banget emak gue meluk gue dan bilang “that’s worth to try honey... that’s okay...”. Tapi ternyata gue lupa kalau emak gue ini “okem” dan sangat gak mungkin bersikap manis seperti harapan gue tadi. Langsung bangkit dari tidurnya, die langsung deketin mukanya ke muka gue dan bilang, “EMANGNYE ENAKKKK..... Ditinggal pulang nih yeeee...... laki orang sih dikejar-kejar...hihihihihihihi” ( -__-‘ mendadak gue pengen bunuh diri.)

Kegagalan ini ternyata tidak menyudahi semangat dan rasa suka gue ke Hamka. Sejak saat itu, gue kembali melanjutkan kehidupan gue menjadi STALKER sejati lewat Twitter. Setiap gue liat dia Tweet something new, gue seakan baru ketemu sama dia. Sangat gue akui, bahwa dunia gue telah dialihkan oleh seorang pemuda asal Makassar yang benar-benar membuat gue tidak bisa berhenti mencari segala informasi tentang dirinya. (mesam-mesem)

Cerita tentang Hamka ini pun, tidak hanya berkicau di dunia Twitter, atau dilingkungan persahabatan gue dan teman-teman. Di dunia olahraga biliar yang sedang gue gemari ini pun, gak jarang gue menyebutkan namanya kepada teman-teman pekerja di biliar. Nonton bareng pun sering kita lakukan di tempat biliar, dan disitu setiap di shoot gambar Hamka, mereka akan langsung melihat kearah gue sambil tepuk tangan. Hahahahahahaha bisa banget yah nyenengin tamu!

Kenapa akhirnya gue bisa keranjingan main biliar ? . Berawal dari gue yg secara diem2 numpang di tempat biliar ini untuk curhat sama salah satu sahabat gue, dimana akhirnya gue dan teman-teman tahu bahwa ada tempat biliar di Mall ini. Suatu waktu, gue dan kedua sahabat akrab gue ini gak tau mau nongkrong dimana. Duduk-duduk di Cafe kok kayanya sudah bosan, apalagi beberapa minggu terakhir saat itu kita banyak meeting di Cafe dan udah bosan kalau main pun harus dilakukan juga diCafe. Karoke pun sudah tidak menarik minat kita lagi. Akhirnya, terlintaslah satu ide untuk main biliar.

Waktu gue masih ada tugas pelayanan di Bandung, sodara sepupu gue yang akrab banget sama gue sempat ajak gue main Biliar. She’s so good in Biliar. Tapi karena ga ada temen lain, dia bertanding lawan gue (yang gak bisa apa2 ini), tapi entah gimana, gue ternyata bisa menang lawan dia. Lalu, waktu gue main sama teman-teman di Jakarta pun, gue juga beberapa kali memenangkan permainan ini. Based on pengalaman menang yang GAK TERHORMAT ini, gue pun akhirnya setuju dengan sahabat2 gue tadi untuk main biliar dari pada nongkrong di Cafe.

Dikunjungan kami yang pertama saat itu pun, gue masih belum tahu gimana harus grip dan memposisikan tangan gue pada stick, dan sama sekali buta dengan permainannya. Ditemani oleh teman-teman pekerja di tempat biliar itu, akhirnya sedikit demi sedikit gue mulai memahami apa yang harus gue lakukan untuk main biliar ini. Selain karena tempatnya yang COZY to relax, lagu-lagu yang disajikan pun membuat gue rasanya betah banget untuk balik lagi kesini.

Beberapa kali gue dateng kesanadengan teman – teman yang memang bisa biliar. Dengan tujuan untuk ajarin gue main biliar. Tapi ternyata gue masih tetap blo'on dan cenderung idiot. Sampai akhirnya, gue ketemu sama salah satu pekerja disana yang sepertinya merupakan BILIARD MANAGER ditempat itu. Satu persatu dia ajarin gue semuanya. Mulai dari posisi tangan dimeja dan posisi tangan untuk grip stick, posisi kaki, posisi pandangan sampai sifat2 bola. Wah... pokoknya gue banyak diguyur dengan pengetahuan-pengetahuan deh. Gak terasa, ternyata gue sudah menghabiskan waktu 4 jam di biliar itu.

Karena gue berhasil meningkatkan permainan gue, feeling gue selalu mau terus berlatih. Akhirnya, semakin sering lah gue main ketempat biliar itu. Selain karena biar bisa ketemu dengan yang ngajarin gue yang manisnya ampun-ampun, teman-teman disana pun sudah seperti sodara gue semua. Pokoknya,gue rekomendasikan deh temen-temen untuk mencoba keramah-tamahan pekerja dan asyiknya main Biliar di Qbilliard Senayan City Deh!!! The money you’ve spent, is worth...!!

Sewaktu gue nulis ini, sahabat baik gue yang setia banget nemenin gue main biliar kebetulan sedang liburan sama Nyokapnya ke London. Sekitar sebulan dia pergi, dan baru sekitar 1 minggu dia pergi, gue udah kangen dia (kangen maen biliar). Rasanya pengen banget nyulik dia dari London, untuk nemenin gue main di Qbill. Hahahahhahahaha ..... agak lebay yach Gue!.

Harus gue akui, bahwa permainan gue di biliar ini JAUH lebih enak dilihat dari pada pertama kali gue main di Qbill ini. Amit-amit deh rasanya, bisa maen enggak, ngerti maen enggak, tahu perhitungan juga enggak. Tapi sekarang, dengan berjalannya waktu, dan kesabaran dari pekerja2 disana, gue at least bisa tahu mengenai permainan-permainan dan perhitungannya. It is so great to know that you’re improved, and also great to know that you’re BETTER. Perubahan is a key of success right ???.

Dari kegemaran gue di dunia Biliar ini, gue mempelajari suatu hal that I could compare to life. Bahwa terkadang, kita suka menganggap bahwa sesuatu itu sangat TIDAK MUNGKIN untuk kita lakukan. Boro-boro untuk mencoba, lha wong membayangkannya saja sudah dipenuhi dengan kata-kata TIDAK MUNGKIN dikepala kita. Just like what I had, gue gak pernah berfikir untuk mau bisa main biliar. Setiap temen-temen aja biliar pun, gue udah males rasanya. Namun ternyata ketika gue mencoba dengan telaten dan kesabaran, gue bisa melakukan sesuatu yang terlihat tidak mungkin bisa gue lakukan.

Selama proses gue belajar, gue sempat merasa sedih dan merasa sia-sia untuk melanjutkan pembelajaran ini. Gue selalu gagal mengukur ketepatan bola dan speed dari stick yang semuanya dikontrol penuh oleh diri kita sendiri. Beberapa kalipun, gue bilang ke pelatih gue bahwa gue gak bisa. Namun karena semangat dan kesabarannya, gue belum menemukan kejenuhan dalam memperlajari permainan ini.

In Life, there are times when we feels like we can’t do anything to move on or to continue our lives. Tapi sebenarnya, itu semua dikontrol penuh oleh diri kita. We mostly solved the problem that we created. And once we are giving up to the problems that we created, rasanya lucu. Tapi ya balik lagi, kenyataan itu tidak semudah kata-kata yang tertulis. Karena kenyataan sudah banyak tercampur dengan banyak hal. Ego, fear, worry, and time.

Well, the Christmas day is gone. Tapi this Christmas feeling masih melekat dipikiran gue. I could say that I had a great Christmas. Ditemani dengan lagu dari NO USE FOR A NAME – “Fairy tale of New York” saat gue menulis ini, disadari bahwa gue sangat diberkati. I’m surrounded by the people that I loved and Loves me, I’m also blessed with all the happiness, dan kesehatan dari orang-orang yang gue sayang. Natal kali ini juga gue diberkati dengan BUANYAK makanan yang melimpah. Gak beli, tapi gue banyak terima kiriman dari sodara-sodara dan teman-teman. Christmas eve gue pun, gue isi dengan perut penuh dan cenderung seperti BERUANG. (Too much for Christmas).

Meskipun tanpa kehadiran Kakak gue Toni dan Bokap di natal kali ini, gue tahu bahwa gue masih diberkati dengan keluarga kecil gue.

Selamat Natal semuanya .... Selamat Tahun baru juga!

Semoga perubahan-perubahan dan konsistensi terus dilakukan untuk menjadi manusia yang lebih baik.

Love,

Lina Mongan


December 26 2011

undoubtedly happiness

Beberapa waktu yang lalu, gue sempat kenalan dengan seseorang yang bisa dibilang kita teman baik juga. Dia orangnya keren, seru dan asik kalau di ajak ber-gawol. Dia selalu ajarin gue gimana caranya relax dalam hal tersulit sekalipun, dan dia juga selalu ajarin gue untuk DIET dan OLAHRAGA. Meskipun gue gak kuat main sama dia (hidup sehatnya puollll) tapi gue masih senang kalau diajak dia ngobrol dan nongkrong. J

Beberapa hal gue melihat bahwa dia itu orang yang sebenarnya sangat diinginkan banyak wanita. Dia bisa masak (asli enak banget masakannya), dia suka bebenah rumah, dia suka sama anak kecil dan dia juga tahu gimana caranya memperbaiki hubungan yang mungkin saja rusak karena “emosi” dan “ego” dari suatu hubungan. Setelah beberapa bulan gue banyak ber-gaul sama dia, gue mendadak bertanya ke dia tentang wanita, dan apakah dia akan menikahi pacarnya sekarang. Suer, gue tertarik banget untuk tahu tentang ini, pikiran gue selalu aja wondering “who’s the lucky girl...?? “.

Tapi ternyata, malah gue bener-bener dikagetkan dengan jawaban dia.

“gue gak akan menikah Lin, menurut gue itu gak penting. Ngebayangin gue menikah aja rasanya udah gak mungkin. Ribet soalnya, apalagi kalau istri gue melahirkan... ahhhh... enggak deh...”

Untuk sesaat gue enggak kaget mendengar jawaban dia ini. Selain karena emang budaya di negara asal dia, gue juga banyak melihat kebiasaan (sikap mandiri) dia yang menunjukan bahwa dia enggak perlu memiliki keluarga. Sempat tersirat oleh gue, bahwa dia ini sangat “egois” dengan enggak mau direpotkan untuk hal-hal semacam ini. Sebagai seorang pria dewasa yang sudah punya segalanya, nilai dia mendadak jadi turun. Yang tadinya gue bisa kasih dia poin 8, sekarang jadi 4. (nilai matematika gue di sepanjang umur gue sekolah).

Tapi gue tetep penasaran dengan jawaban dia ini, for a sweet guy like him, who treats the woman right ternyata gak berfikir untuk menikah?. Lalu disuatu waktu akhirnya gue memiliki kesempatan untuk ngebahas lagi tentang ini. Dengan penasarannya gue minta dia jelasin ke gue KENAPA... KENAPA ??? KENAPAAAAA????? (akting gue kaya Atiqah Hasiholan gak?? Biar pantas disandingkan dengan RIO DEWANTO gituh. *teuteup ngarep*). Setelah beberapa saat gue tanya-tanya lagi (karena gue gak puas dengan jawaban dia yang nanggung – nanggung), gue benar – benar enggak menyangka dengan penjelasan dia seperti ini;

(gak bisa inget gimana dia ngomongnya, tapi gue coba bagiin garis besarnya aja yah... )

“Gue orangnya sulit Lin. Apalagi dengan kebiasaan gue hidup sendiri. Ini benar-benar membuat gue cukup kesulitan untuk hidup dengan orang lain. Dan salah satu alasan gue untuk tidak menikah atau memiliki pasangan dalam hidup gue, gue benar-benar gak mau mengecewakan dan menyakiti orang yang gue sayang.”

Dengan nyebelinnya gue terus mendesak dia untuk ngejelasin apa maksud penjelasan dia. Keliatan banget disitu temen gue ini pengen lempar gue ke jurang... :D ihihihihihihii

“intinya gue gak mau menyakiti orang yang gue sayang. “

akhir dari penjelasan dia yang langsung nge-jewer gua untuk tidak tanya lebih lanjut. Katanya kalau gue tanya-tanya lagi, gue akan di jewer dan akan dilempar ke ambon. L (budeeeehhhhhh... jauh bener ommm.... ke Timor aja dah Om, biar ketemu ama KD dan Raul Lemos. Mayan pan maen kerumah barunya.)

Well, setelah gue banyak ngobrol sama dia, gue malah jadi penasaran setengah mati. Apa iya, pernikahan itu justru lebih banyak hal sakit nya ? kok sampe ngebuat temen gue ini punya mind-set bahwa pernikahan akan penuh dengan penyiksaan sampai dia gak berani ambil keputusan untuk menikah?. Sedangkan banyak orang yang sering banget nguber2 gue untuk nyuruh gue buru2 menikah. (dikata kaya kambing kali yak, kawin disuruh buru2.. ) Nahhh... sekarang gue dengerin siapah nih?

Beberapa waktu yang lalu ini, gue diminta sama atasan gue untuk datang ke salah satu turnamen golf yang diadakan oleh salah satu golf community terkemuka di bilangan Bogor. Gue sih udah tahu kalau emang acaranya akan banyak hiburan dan emang dikemas menjadi salah satu acara yang “santai” dan “menyenangkan”, jadi gue enggak terlalu kaget kalau emang acaranya akan menjadi “liar”. Apalagi dengan adanya minuman keras dan wanita2 ABG yang bisa dibilang “BANYAK”. So pasti, kita semua udah tahu lah... kemana arah pesta ini.

Tapi ternyata pengalaman gue dilapangan golf yang bisa dibilang “lumayan” ini ternyata masih belum cukup membuat gue “terbiasa”. Yang ada gue malah terkejut setengah mati selama gue ada disana. Pertama gue kagetkan dengan cewe-cewe cantik nan seksi yang duduk bersama dengan para pemain di setiap meja. (eh, gue juga cantik kok.. Cuma bedanya, mereka itu punya badan yang bisa dibilang sempurna dan gue “hampir” sempurna titik.)

Ketika acara diawali dengan makan malam, mereka semua (cewe-cewe) terlihat wajar dan masuk akal. Cewe-cewe itu lebih ke arah cuma menemani makan malam aja. Tapi ketika makan malam selesai dan dilanjutkan dengan acara musik, cewe-cewe ini mulai meluncurkan jurus-jurus mereka untuk dapat perhatian dari pemain golfnya. Bergantian mereka menuangkan minuman keras itu kemulut para pemain secara langsung, dan gak jarang dari mereka yang ikut membersihkan mulut para pemain itu dengan mulut mereka sendiri . (seriously, it’s gross .... ) belum lagi para pemain-pemain yang bisa dibilang bandel malah justru memanfaatkan keadaanya dengan ikut-ikutan menambahkan hal-hal iseng kepada cewe2 itu.

Waktu itu gue lagi sms temen gue, tiba-tiba temen gue yang duduk disebelah gue nyolek gue sambil bilang “wah, gawat, bra nya dicopot...”. Dengan terkejut, gue liat kearah cewe itu, dan ketika gue liat, temennya cewe itu lagi membantu memasangkan bra cewe lagi itu sambil ketawa-ketawa (what makes you laugh??). Gak disangka sangka, bapak2 yang tadi melepas bra cewe itu ternyata masih belum puas dan mulai menarik baju bagian depan cewe itu. Gue pikir tuh cewe akan marah, eh gak taunya tuh cewe malah ngakak setengah mati sambil meluk-meluk tuh bapak. (it’s a crazy life!!)

Dari situ gue penasaran, are those guys happy with the choices they’ve made? Dan juga, are those girls happy with the things that they’ve done ? mannnnn ... segitunya kah ???

Hal lain yang juga menjadi perhatian gue, gimana yah perasaan mereka ketika mereka pulang kerumah dan ketemu istri-istri mereka ? pasti mereka ada perasaan guilty di hati, atau justru mereka malah merasa “udah biasa” nge bo’ongin perasaan mereka. Is this what we called happiness ??? trust me guys, membohongi diri sendiri itu sangat tidak bisa dikatakan akan membuat kehidupan lu bahagia or lebih bahagia dari kehidupan lu sekarang ini.

Gak bermaksud untuk menggurui or berkomen layaknya pak Guru. Tapi actually, disini gue bisa bilang kalau orang-orang mulai membawa dunia GOLF menjadi dunia yang kotor. Setiap ada hal apapun tentang golf, pasti deh konotasi orang akan langsung mengarah ke hal negative yang sebenarnya tidak semua acara golf seperti itu.

Balik lagi soal si temen gue yang ogah nikah ini. Gue mulai nyambung dan paham sama apa yang dimaksud sama temen gue yang idungnya mancung banget ini. Awalnya gue anggap kalau dia ini agak punya kelainan jiwa (hahahaha), tapi ternyata saat ini gue mulai paham sama apa yang dia maksud dengan “menyakiti” perasaan pasangannya. Gimana kalau itu terjadi sama gue, or sama pasangan lain. Langsung kebayang, jika pemandangan yang gue liat di lapangan golf kemarin ini terjadi sama gue (amit – amit *ketok-ketok kepala, ketok – ketok meja*) dimana pasangan gue ternyata melakukan hal “goblok” sama cewe-cewe labil diacara itu. Dan gak semudah itu juga bagi gue untuk ninggalin pasangan gue meskipun udah ketangkep basah juga mereka telah melakukan hal geblek itu. Apalagi kalau dalam kenyataannya gue sudah dikasih anak di pernikahan itu. Oh mannn ... that’s a night mare. Mau gak mau, gue harus bertahan sama pria sialan ini untuk keutuhan keluarga gue. (pantesan kalau adegan sinetron di tipi2 suka lebay, ternyata emang kalao di dunia nyata, semuanya emang bener2 bisa nguras emosi.)

Gak berani gue ngebayangin gimana keadaanya, apa hubungan itu akan menjadi lebih sehat untuk dilanjutin apa justru lebih baik dihentikan saja. Lalu kepikiran juga sama gue, kalau saja apa yang ada di video klip nya beyonce (if I were a boy) itu bisa terjadi, mungkin gue gak bisa sepenuhnya menyalahkan pihak si pria. Karena terkadang, emang banyak kesalahan fatal yang dibuat oleh wanita itu sendiri. Ihihihii, mendadak gue jadi agak merasa tersindir sama tulisan sendiri nih. Soalnya emang terkadang gue suka keliwatan kalau udah ngumpul bareng sama pria-pria. Susah banget untuk konsen. Hahahaha asli, bener deh! Makanya temen gue yang gue ceritain di chapter 1 tadi harus terlewatkan. (masih nyesel euyy...)

Beberapa waktu yang lalu juga kita di Indonesia ini pernah dikagetkan dengan skandal video porno yang dilakukan oleh beberapa publik figur yang sejujurnya, menurut gue mereka ini kurang hati-hati dalam melakukan hal ini. Salah satu dari pelakunya adalah seorang istri dengan seorang anak. Lu bayangin aja nih ya, lakinya itu udah ganteng, anaknya juga lucu banget dan juga untuk dapat anak itu perlu waktu yang lumayan lama. Bayangin, gak sepenuhnya kesalahan – kesalahan fatal ini tidak juga sepenuhnya dilakukan oleh laki-laki. Tapi justru wanita juga punya kendali dari kerusakannya. Kalau banyak survey yang menyatakan bahwa Pria itu dikatakan sebagai sosok mayoritas yang sering selingkuh, kita suka lupa kalau para pria itu sebenarnya selingkuh sama wanita juga kok. Jadi gak ada perbedaan genre dari kesalahan ini. Gak cewe, gak cowo sama aja maleeehhhh...

Nah sekarang jadi giliran gue nih yang bingung mau menyimpulkan apa dari pengetahuan yang gue dapat ini. Terkadang gue sering denger orang suka bilang kalau kita seharusnya tidak seratus persen mengandalkan pengetahuan , melainkan juga harus melibatkan hati dalam memutuskan segala hal.

Seperti yang gua hadapi pada hari ini, gue ketemu dengan teman gue yang gue sering disebut-sebut di chapter sebelumnya. Gue bicara sebentar sama dia karena dia harus balik kerja lagi. Gue gak bisa bohongin diri gue yang sebenarnya pengen bicara dan bercanda lebih lama sama dia. Tapi, seperti yang barusan gue bilang, kalau gue itu harus menggunakan hati. Gue gak mungkin melarang kegiatan dia, jadi hati gue menolak untuk memenangkan ego gue. akhirnya, gue cuma bisa bilang “lanjutkan kerjaan lu deh, gue ngobrolnya ntar aja kalau udah selesai.” Dan disitu dia senyum manis ke gue sambil bilang “makasih ya nekkk.. ntar gue sempatin ketemu lagi sama lu deh sebelum selesai.” Disitu gue Cuma bisa senyum dan mau gak mau harus ngebiarin dia pergi. Masa iya gue gelandotan di kaki dia biar dia kaga pergi. Yang ada dikira kingkong pingsan gue kalau itu bener kejadian.

Well, back to the topics... gue sempat menjadi ragu apakah pernikahan itu akan benar-benar membuat gue bahagia. Meskipun emang enggak akan ditemukan didunia ini satu rumah tangga yang sempurna atau baik2 aja sepanjang kehidupan. Tapi gue kok agak enggak berani ya ?? (ahhh cemennnn.... )

Seperti nasihat yang dikasih sama Bang Nico tadi di jalan, dia ngingetin gue bahwa mau idup dimanapun, pasti akan selalu nemuin kesulitan dan kesalahan. Karena setiap orang itu belajarnya justru dari kesalahan, bukan dari pengalaman baik aja. Mendadak gue juga merasa bahwa nasihat ini emang sebenarnya dimaksudkan untuk gue, dan bener-bener gue butuhkan untuk melanjutkan kehidupan gue. apalagi dia bilang ini untuk membesarkan hati gue dari kendala kerjaan yang gue hadapin.

Seperti yang sudah - sudah, disini gue hanya menyampaikan isi hati. kalau ada dari konten tulisan gue yang bikin teman-teman resah dan tidak setuju, itu wajar kale Sob... namanya juga pendapat.

dan untuk mem-promo-kan Quote dari Idola gue yaitu Jason Mraz, disini gue mau share pesannya "Practice Gratitude".

- END -


1 November 2011

“you don’t know what you got ‘till it’s gone”

"Gue sebenarnya bukan orang yang RELIGIUS... tapi gue adalah orang yang SPIRITUAL"

Penjelasannya adalah sebagai berikut;

Gue takut sih kalau mengatakan bahwa gue BUKAN orang yang Religius. konotasinya pasti akan lebih ke arah "gak punya Tuhan" ... "arrogant, sampai gak mengakui Tuhan.." dan mungkin ada yang bilang juga bahwa mungkin gue ini adalah "orang yang gak pernah berdoa." tapi sejujurnya, dalam konteks hal ini, gue menggambarkan diri gue adalah sesosok wanita yang gak mau dilihat dalam segi "religius" namun gue harus bersikap kalau gue adalah benar2 seorang MANUSIA yang beradab. contohnya ;

1. Gue gak akan mengutip perkataan di KITAB SUCI, atau ceramah para nabi dan juga pesan2 dari pemuka Agama ketika gue bicara dengan siapapun. (terkesan bagi gue : biar dikira kita ini SUCI.. atau dikatakan JAGO dan gape sama KITAB SUCI)

2. Gue juga tidak akan mengingatkan orang untuk berdoa (tapi lebih mengizinkan mereka punya waktu sendiri untuk berdoa).

3. Gue juga akan bersikap netral, ga mau bilang bahwa agama laen salah dan agama gue bener (macam betul aja gue..!!)

4. Apalagi gue bersikap seolah2 orang laen lebih dosa dari gue.. (cuih...!)

Tetapi justru, gue lebih memilih untuk menjadi orang yang SPIRITUAL. yaitu gue lebih hidup sesuai aturan tidak tertulis yang sudah ada, dan percaya akan adanya Keadilan dari hasil berbuat baik. ya, lebih kaya gitu deh...

contoh ;

1. Gue percaya akan adanya KARMA. makanya jangan seenaknya memperlakukan orang, karena biasanya, apa yang yang elu lakukan ke orang lain, MOSTLY akan balik lagi ke elu. (kalau yang ini, gue setuju banget, dan gue harus bener2 melakoni nya.)(susah cyinnn, tapi ya, emang harus dilakukan..)

2. Gue yakin bahwa setiap niat baik akan menjadi hasil yang baik. meskipun orang selalu salah menanggapi niat baik kita, tapi seperti yang udah gw bilang bahwa SETIAP NIAT BAIK AKAN MENJADI HASIL YANG BAIK. cusss...

3. Life is not always like what you wanted.. tapi lu bisa bikin hidup lu menjadi suatu hal yang more than you expected. Yaaa .. itu semua dari pilihan2 yang lu buat sih nekkk....

4. Elu harus jadi orang baik untuk bisa diterima dimana-mana, dan juga elu harus menjadi orang baik untuk alasan lu melanjutkan kehidupan... misalnya, ada nenek2 mau nyebrang jalan. terus elu bantu nyebrang... wah, pasti orang2 sekitar yang ngelihat akan taro hormat ke elu. (meskipun tidak tersirat). tapi jangan sekali-sekali elu coba "ndorong" tuh nenek pas busway lagi ngebut. Gue yakin, kehidupan lu kagak bakalan berlanjut. !! (jangan ditiru yah... ngebayanginnya aja udah sedih gue...)

5. Setiap manusia punya derajat yang sama. yang membedakan hanyalah apa yang mereka lakukan untuk bertahan idup sama gimana mereka melakukan pilihan untuk hidupnya. jadi jangan pernah "judge the book by its cover" ... dalemnye bisa aja ada bomb!! gawat lho! (Untung si Ahmad Dhani waktu itu belom buka bukunya. *kenapa jadi ke Ahmad Dhani??*)

Well, gue akan coba kemas cerita gue kali ini dalam hal yang ringan dan fun. gue gak akan buat ini terkesan dendam dan juga menyindir siapapun. :)

so please set your mind, and ENJOY !!

Intinya, kenapa gue punya quote "GUE BUKAN ORANG YANG RELIGIUS, TAPI GUE ADALAH ORANG YANG SPIRITUAL". yaitu karena emang, akhir2 ini banyak orang yang bilang ke gue kalau gue itu mulai jauh dari Tuhan (literally), dan gue mulai tidak lagi berdoa (hal ini yang buat gue gak suka, emang lu pada liat gue berdoa apaaaa?? hah ? hah ? hah?) *gaya marah nya Mpok-mpok betawi)

Gak bermaksud untuk memojokan orang – orang tersebut sih, karena gue tahu bahwa mungkin gue sendiri tidak berjalan sesuai arah. cuma ya,sekarang ini gue sebenarnya mau curcol aja bahwa gue sebenarnya sudah punya "mind-set" sendiri tentang bagaimana gue menciptakan hubungan gue dengan Tuhan. daaaaannnnn... kalau tidak selaras dengan keinginan kalian, ya MAAB.. cuma gue pikir, gue adalah satu-satunya orang yang berhak menentukan kehidupan gue akan bagaimana nantinya. jadi ya, mohon dipahami juga yach cyinnn....

Dan satu hal yang sebenarnya belum banyak dipahami oleh banyak orang saat ini adalah, bahwa seseorang yang tidak RELIGIUS itu. bukan berarti mereka itu SUCKS, or EVIL. salah satunya gue.... (gak berani membela kaum lain, gue pake contoh gue aja deh). Gue itu adalah manusia termanis yang sebenarnya TERZOLIMI oleh teman2 kantor gue. Namun gue tidak pernah mengutuk mereka dengan pengetahuan agama gue. gue hanya bisa ngakak sampe kayang-kayang, dan ujungnya2... membanting diri ke lantai dan guling-gulingan sampai tuh lantai ledes... dan temen2 kantor gue pun bersorak-sorai, tepuk tangan dan gak jarang ngelemparin gue koin "gopek-an" atas atraksi gue tersebut. (kok kaya topen monyet ???)

masih mau panggil gue EVIL ? or penjahat? Ohh tidaaakkkkk ... *adegan lari ke tembok dan nempel2 kaya cicak sambil pasang tampang drama* (dalem ati berharap, biar produser FTV mau ajak gue maen pelem sbg lawan maen si RIO DEWANTO. dan ada adegan mesra2nya sepanjang pelem ... weellleeeehhhh.... *merem-melek*)

Nahhhh... sekarang gue mau cerita akan apa yang terjadi sama gue berdasarkan cerita awal gue nih. Kenapa gue menganggap bahwa menjadi seseorang yang spriritual itu cukup penting. (tapi bukan macam a’a GATOT, guru spiritualnya si Reza artamevia ama si Elma Theana) tapi ya itu tadi, spiritual yang gue udah jelasin tadi di atas .. (please deh jangan minta jelasin lagi, udah gempor nih jelasinnye..)

Beberapa taon lalu, gue ketemu dengan seorang temen bae yang langsung gue anggap sahabat tanpa harus melalui gunung, ombak, badai, tornado atau krismon. Pokoknya, udah terbukti banget kalau dia itu emang orang nya bae banget! (ya, kaya si angga gitu deh....tapi Fitria Yusuf lebih baik dari elu yach Ngga?) *wink on angga;). Dia banyak ajarin gue gimana caranya menjadi teman yang baik. Setia kawan, perduli, share, dan meskipun terkadang sampe harus rebutan payung, tapi gue tahu kalau dia itu emang teman yang baik dan pantas digelari “best bud”.

Setahun pertama persahabatan ini berjalan, gue mulai merasa ada gelagat sedikit aneh yang dilakukan oleh temen gue ini. Dia kayanya suka ama gue Sob .. ( asli kaga ge er... emang beneran, dia emang suka gue!! Anggep aja dia lagi khilaf -__-). Beberapa kali dia coba untuk tunjukin niat itu ke gue. Tapi sama sekali gue gak pernah gubris, bahkan kalau ada pembicaraan yang ke arah itu, gue pasti langsung milih untuk joged kayang atau ngebor kaya inul biar perhatian dia distracted ketempat lain dan gue bisa kabur diem2 tanpa harus dengerin apa isi hati die. (karena ini sudah berlalu, kalian yang ingin gampar gue sudah kehabisan kesempatan. Sorry guys, kapan2 aja deh yaaaa.... *ngacirrrrrr ).

Gak kerasa udah lebih dari dua tahun persahabatan gue sama dia, tapi gue mulai jarang hubungin dia lagi. Karena saat itu gue lagi rada gengges sama orang – orang disekitar gue, jadi gue kaya milih untuk nutup diri dan sama sekali enggak ada kontak sama sekali dengan teman – teman gue (Termasuk dia). Tapi saat itu, dia masih terus mencari gue dan benar2 perduli sama gue. Dia terus email semua hal yang terjadi sama dia. Bahkan sampai dimana dia juga sempat ngirimin gue kabar tentang rencana pernikahannya. Dia email ttg gimana dia bertemu sama nih cewek, sampai akhirnya dia mulai cerita tentang rencanya pernikahannya, terus undangannya, dan terakhir cerita ttg bagaimana pernikahannya berlangsung. Dari email-email yang dia berikan ke gue itu, gue cuma bales sekali doang. Gue Cuma bilang “selamat yak brur...!! semoga jadi pasangan yang sakinah, mawadah, warahmah .... “ (kaya di tipi2 tuh!) udah, gitu doangan.

Terus aja nih kaya gitu. Keadaan sama sekali enggak berubah. Gue tetep cuek sama dia, dan dia masih terus cari kesempatan untuk perduli ama gue. Bahkan ketika anaknye lahir, dia telpon gue dari luar negeri untuk ngasih tahu kalau anaknye udah lahir. (kaga mahal itu telponnyah ncang????)

Gue bener-bener menghargai setiap hal yang pernah dia lakukan untuk gue, dan sejujurnya gue ngerasain banget gimana dia sayang ama gue. Enggak tahu kenapa, kok sepertinya gue seperti tidak pernah memberikan kesempatan untuk “melihat” dia, dan “mendengar” dia. Sepertinya, semua yang ada hubungannya sama dia (waktu itu) was just an ordinary thing. Nothing special.

Tiba sampai dimana gue mulai berani untuk nyari dia lagi dan cerita ke dia tentang ke galauan hidup gue, dimana gue emang bener-bener lagi sedih. Disitu gue ingat dan gue tahu kepada siapa gue harus mengadu, dan kemana gue harus mencari kekuatan bulan (sailormoon). Pucuk dicinta ulam tiba, ketika gue email dia, dia balas dengan baik dan bilang ke gue kalau dia akan datang ke Indonesia untuk ngerjain proyek baru kerjaannya di Jakarta dan akan menetap disini selama sekitar 3-6 minggu. Dan dia bilang dia akan nemuin gue dan akan dengerin cerita gue. Sama dia juga minta untuk ditemenin makan pecel ayam dipinggir jalan sama sepeda-an di hari minggu. (mehhhh... gue gak punya sepeda Om... naik busway aja yuk!! Gue traktir deh!)

As I mentioned before, dia itu emang temen yang luar biasa untuk gue. Dia bisa membawa mood gue balik menjadi lebih oke, terus dia berhasil ngebuat gue menyadari kalau gue gak pernah sendiri (at least ada die) dan dia pernah bilang ke gue “semua orang pasti sedih kalau kamu sedih, soalnya kalau kamu lagi ngambek, makanan dimana-mana pasti habis.. so, Jangan sedih terus ya!”.. ( ape hubungannya maleeeehhhhh... -__-).

Dia bener-bener ada untuk gue sampai akhirnya dia sudah 2 minggu tinggal di Jakarta. Dia tidak hanya menjadi pendengar dan penasihat yang baik untuk gue, tapi dia berusaha untuk menjadi penghibur, pemberi makan, pemberi uang (pinjem buat parkir), sampai menjadi seseorang yang menghapus air mata gue kalau gue nangisin si mantan. (om charlie ST12, bikinin gue lagu dong..... )

Sampai di satu titik, dimana gue mendadak disadarkan karena kebaikan dia untuk gue. Gue mulai menyadari bahwa gue benar-benar “bodoh” dengan membiarkan seseorang yang baik seperti dia ini tidak memiliki kesempatan untuk menyatakan cintanya ke gue.

Gue langsung cari email2 dia yang dulu2. Gue baca-baca, gue tela’ah, gue teliti dan benar benar gue dikagetkan dengan semua email yang pernah dia tulis. It is OBVIOUS kalau dia emang beraharap gue kasih dia waktu untuk bicara tentang perasaan dia. Tapi .... L sama sekali gue enggak kasih kesempatan itu. Sampai akhirnya, dia kasih gue banyak lagu karena gue gak pernah dengerin dia dan memberikan kesempatan dia untuk menceritakan tentang perasaan dia.

At the back times, gue bukannya nyuekin dia dalam segala hal. Tapi setiap dia mulai ada hal untuk membawa pembicaraan kearah “pengungkapan cinta”, gue langsung mengalihkan pembicaraan supaya dia enggak ngelanjutin niatnya ngomong sama gue. Tapi kalau udah maen lagi sama dia, ya balik lagi deh. Mulai dari ketawa-ketawa sampai dipelototin sama bapak-bapak yang keselek karena kaget denger suara kita. Terus ngebantuin bule asal swedia yang kejebak di lift hotel, terus sampai nyobain jadi “kenek” bis di Metro mini 19 jurusan blok m. Pokoknya, we’re good friends deh... seneng-seneng all the time! =) *i miss that moments.*

Dasar emang saat itu gue lagi mati rasa (gini kali yak rasanya jadi rhino, punya kulit tebel). Sama sekali enggak bisa membuat gue sadar. Rasanya pengen nabok diri sendiri waktu dia kasih lagu “all the love in the world” nya the corrs. Gue cuma reply :

“wahhhh, lagunya bagus!! Eh udah liat film nya belum ? disini si julia roberts cakep banget yach ??? padahal film pretty woman udah lama banget, tapi disini dia masih keliatan muda. Gimana sih caranya punya wajah kaya dia ??? oh iya, bibir tebal kaya dia emang seksi yah untuk cowo ?”

* gue Benar benar tidak berprikemanusiaan!!! *

Penyesalan gue ini rupanya tidak hanhya dengan menyesali betapa “jahatnya” sikap gue ini sama dia. Tapi gue perlahan-lahan mulai menyadari betapa gue sebenarnya tidak pernah menghargai dia sebagai seseorang yang juga mau mengungkapkan isi hatinya ke gue.

Sekarang, setelah apa yang terjadi sama gue dan dia. Dapat gue simpulkan bahwa terkadang kita merasa bahwa diri kita ini sudah melakukan hal baik tanpa memikirkan apakah hal ini juga baik untuk orang lain. Atau justru tidak perduli bahwa hal yang kita lakukan ini berdampak buruk untuk orang lain. Setelah hampir 2 tahun gue mati rasa, gue mulai tersadar, dan ternyata itu semua sudah terlambat.

Dia sudah menikahi wanita yang pantas untuk dia, dan dia udah dikaruniain anak yang bener-bener mirip sama dia. Doyan tidur, dan suka cengar-cengir kaya bapaknya yang mungkin ada keturunan kuda (hahahhaha, kalau kamu ngerasa, maap Yakkkk...). He was blessed with his new family. Tiap saat dia cerita ke gue betapa dia sangat bahagia dengan kehidupannya. Betapa dia sangat bersyukur untuk kehidupan dia. Disitu, gue Cuma bisa bilang ke dia.... “am happy to see you happy !! and am happy for you!!!”. (padahal dalem ati pengen ngejeduk-in pala ke tembok).

Sebenarnya nih, gue pengen banget letting him know, that : “ gue udah sadar lhooooo.....”, “maabin gue yak, gue kaga sempat ngijinin elu ngungkapin perasaan elu...”, “emang lu pernah suka ama gue yak ‘???”. Uffffttttt, kaga usah deh... lebih baik kaga usah. Semuanya gak akan menjadi lebih baik juga malah justru akan membuat kehidupan dia menjadi lebih sulit dengan situasi yang harus dia hadapi.

Makanyeeee, jadi orang jangan belagu. Karma itu berlaku untuk setiap orang. Kaga pandang bulu. Kaga pandang elu punya banyak bulu apa kagak, kagak pandang elu sering cukuran apa kagak. Karma itu benar-benar ada. Disini gue belajar, bahwa gue dari dulu sering nyuekin temen gue ini. Tapi sekarang ?? gue gantian di cuekin sama dia karena dia sudah sibuk dengan kehiduap barunya. Dengan keluarganya, dengan kerjaannya dan juga dengan temen-temen lainnya. Hal inilah yang benar2 pernah gue lakukan ke dia. At last L i deserve this !!

Dalam hal ini juga, gue bisa lihat bahwa setiap niat baik, itu akan berhasil baik. Temen gue yang doyan nyengir ini, gak pernah punya niat buruk or memanfaatkan sesuatu dari setiap saat dimana dia bersama gue. Bahkan ketika sudah gue cuekin pun, dia masih punya perasaan positif dan terus menerus memperhatikan gue.

So daripada elu menyesal sampai kayang-kayang, saran gue sih, mendingan elu coba untuk lebih “rendah hati” melihat segala sesuatu di sekeliling lu. Karena kadang2 emang sang Maha Kuasa ini, menolong anaknya melalui orang lain.. and we have to be ready as his tools.... getoooo....

Terusssss... sebenarnya gue mau bikin cerita lain lagi. Tapi kayanya cerita tentang si teman baik ini merupakan satu titik balik dimana gue mulai “sadar” bahwa idup didunia itu gak boleh gitu. (Masih sama soal karma yang berlaku pada setiap kehidupan kita). Beneran deh, gue bener-bener belajar banyak dari pengalaman gue ini. Rasanya kadang2 idup itu kaga adil ketika Karma itu balik ke kita, terus blaming on the situation yang sebenarnya mungkin aja masalah ini muncul gara2 kesalahan sendiri at the past.

Sekarang, setelah semuanya berjalan kembali seperti biasa, giliran gue yang “dying” for his attentions. Bener-bener gue merasa idup gue kaga lengkap sebelum gue imel-imelan, sms-an, ato telpon-telponan. Eventhough semuanya emang agak sulit untuk dirubah, tapi gue harus menjadi orang yang cukup besar hati untuk menerima keadaan ini. Seperti, menerima bahwa dia udah gak bisa kasih “full attention” ke gue, but rather just say “hi”.

Totally, I can’t change anything. Tapi kalau ada jin yang datang dan bisa merubah segalanya, gue bener2 mau mengajukan satu permintaan .. yaitu ; “kuda poni” (hah ?? itu mah iklannn...). well, gue akan minta untuk diulang lagi waktu kira-kira 2 tahun terakhir aja deh. I would change these stupid things, and make a better choices instead.

- END -


31 Oktober 2011


Who's your Daddy ?

"Ma, aku mau les balet ..... "

ah gilaaaa.. gue masih ingat banget, gimana gue meminta sama sang Ibu untuk ngizinin gue ikut les balet. kayanya waktu itu gue masih kelas 2 / 3 SD deh. kecil banget kaga, tapi gede juga belom ya, lagi jelek2nya deh. hehhehehe

ketika elu pada baca tulisan gue ini, pasti dibenak kalian bahwa gue ini adalah seorang anak cewe yang "feminin" dan girly kan ? nah, jangan salah... disaat yang bersamaan, atau justru double request. gue meminta sang Ibu juga mengizinkan gue untuk Les Taekwondo. biar sama ama si toni abang gue.

kali ini gue yakin emak gue khawatir gue punya masalah dengan Gender orientation, atau mungkin penjelasan lainnya "meragukan jenis kelamin gue". akhirnya sang Ibu lebih mengizinkan gue untuk ikut les balet aja.

diawali dengan dianter sama enyak pertama kali. gue dapat baju2 untuk perlengkapan balet ini. mulai dari sepatu, baju2 ketat warna pink dan rok yang megar2 warna pink. whuiii.... benar2 sperti balerina gue!. @_@

sekarang, tiba saatnya gue menentukan kelas gue. seingat gue, sang guru pernah menjelaskan ke gue, bahwa gue itu sebenarnya terlambat untuk ikut kelas balet. karena pemula itu rangenya umur 2-5 tahun. nah saat itu gue kayanya udah umur 7 tahun deh. tawar-menawar dengan emak gue yang dulunye mungkin centeng pasar yang jago nawar, akhirnya gue masuk lah ke kelas beginer, yang tujuan awalnya adalah untuk melatih basic move dari balet, dan mungkin juga supaya badan gue ini "lentur".

(mendadak gue inget waktu itu gue kesulitan banget untuk duduk split! ceka ceka....!!!)

dengan semangat 45, enyak gue mengantar gue ke tempat les di taman aries deket rumah gue. gue pun udah pake baju pink2 itu dari rumah, sampe di tempat les, tinggal pake rok megarnya aja... (gue lucu gak yah waktu itu ?)

begitu gue masuk kelas... GUBRAKKK.... gue ngeliat bocah2 umur 2-3 taon lagi pada baris.!!!! I look at my self in the miror, asliiii ... gue paling gede di kelas itu.!!

bocah2 piyik itu pada menari dengan asiknya, loncat2 dengan entengnya, tau2 mendarat dengan kaki yang langsung di lebarin....

yang ada, saat itu gue benar2 JIPER dan gak pede dengan badan gue yang gede sendiri. :( *(padahal mah, gue normal.. mereka aja yang masih pada kecil)

bertahan sekitar 2 bulan, gue mulai bosan dengan rutinitas dimana gue harus terus menerus belajar gimana caranya bisa lentur. (emang gue karet ???) akhirnya gue mutusin untuk berhenti dari dunia cewe centil ini. dengan hati iklas, gue meninggalkan dunia gue ini ... berpamitan pada guru, dan berpamitan pada teman2 sekelas gue yang kayanya ada yang pernah gue injek kakinya. baik sengaja maupun tidak.

kalau kalian pada pikir gue langsung melanjutkan panggilan jiwa gue untuk les taekwondo di komplek bareng temen2... kalian salah besar! karena bokap gue tidak memberikan izin. sebenarnya, sampai sekarang gue belom berani nanya ke bokap gue kenapa gue kaga dikasih ijin ? padahal kakak gue yang lebih mirip kodok itu udah sampe sabuk ijo ... kenapa kok gue enggak diizinin juga.padahal nih, kalau bokap gue takut gue jadi doyan berantem, dia salah besar!! gak ikut taekwondo aja, gue udah sering menyiksa anak orang. contoh.. temen2 kecil gue di les balet. gue baru ingat bahwa ada yang gak sengaja ketiban gue.! ceritanya gini, jadi waktu itu kita disuruh lari2 kecil dipanggung sambil loncat. waktu itu mungkin gue terlalu senang karena akhirnya gue bisa lompat macam kelinci, gue jadi susah ngerem. alhasil, dengan sukses, temen gue yang udah berhenti didepan gue, harus merasakan hantaman tubuh gue yang notabene paling gede di kelas. (sapa suruh badannya kecil!!)

ngemeng-ngemeng soal masa kecil, gue jadi inget saat2 dimana gue pernah rajin banget diomelin sama enyak-enyak gue gara-gara waktu itu gue terserang deman WESTLIFE. ahahhahaha ngakak gue kalau inget cerita ini.

jadi waktu itu kayanya gue udah di SMP deh, atau mungkin blum ya ? gak inget pastinya. tapi saat itu, boyband sialan ini sering buat emak gue menghukum gue. mulai dari potong uang jajan (yang sering gue pake untuk beli2 ttg westlife), terus dihukum gak boleh denger kaset (belajar sambil nyanyi soalnya), bahkan sampai ditungguin kalau belajar.

*sambil nulis ini, gue sambil dengerin westlife, ahhahaha gue masih apal ama lagu2nya cuy!!!

waktu itu, gue banyak beli majalah yang ada westlifenya. sekedar untuk mengingatkan aja, waktu itu westlife emang lagi "in" banget. hampir semua anak sekulah di indonesia pada ngimpi2 dikawinin sama salah satu personil westlife. gak hanya itu, hampir disetiap majalah, ada info2 lebay ttg westlife. mulai dari info warna kesukaan dia, sampai info makanan kesukaan mereka. (gue telah sadar kok sekarang!) karena takut majalah ini dibuang sama enyak gue, gue ambil info2 itu dan gue satuin di kertas dan karena udah mulai banyak, akhirnya gue KLIPING. kaya tugas sekulah gitu. ah a ha ha ha....

setelah banyak, itu sering gue taro di kamar, biar kalau lagi belajar, gue masih liat potonya si mark. heheheh

ternyata kedua emak gue ini jauh lebih pintar dari yang gue sangka ... sepulang sekolah, gue dikejutkan dengan raib nya KLIPING tercinta gue. gue jerit dikamar.... (dan asal loe semua tau... pas gue jerit, dari luar kamar, gue denger kedua emak gue ini ketawa. =,=)

merasa ada yang disembunyikan dari gue, gue keluar kamar dan minta dikembaliin KLIPING gue. dengan enteng, emak gue ini cuma jawab sambil melengos "ntar kalau udah selsai ulangannya !!!"

dengan gemes gue lari ke kamar, terus gue nangis. asli.. bagaikan gue dipisahkan hubungan gue sama calon suami gue. padahal itu cuma gambar. dan belom tentu juga si anggota2 westlifenya tau kalau gue lagi nangis gara2 mereka.

semaleman nangis, besoknya pas pulang sekolah ... emak gue yang gue pikir udah mati urat kesiannya, akhirnya mengembalikan KLIPING gue dengan catatan di meja gue ... "ini sudah dikembalikan... tapi nilai harus bagus, kalau nilai jelek, aku bakar semuanya!!"

cihuuyyyy... udah dapet KLIPING nya lagi nih. belajar achhh!!! ...

gue lupa sih gimana hasilnya, tapi bagus deh kayanya... yang gue inget sih cuma, emak gue telpon guru gue dan bilang kalau gue dirumah gak pernah belajar, tapi cuma mikirin westlife.!

Mark, Kian, Shane, Nicky and Bryan. itu nama personil2 westlife. waktu itu gue suka banget sama yang namanya MARK. menurut gue, dia itu paling HOT, ganteng, suaranya bagus dan kelihatan paling FRESH daripada yang lainnya. pokoknya.. he's worth to die for deh!

melulu, gue selalu mendambakan si mark ini. sampai akhirnya, di tahun 2007. gue baru dibuat sadar kalau He's gay.!!

mau bunuh dia deh rasanya!!!! bertahun2 gue naksir, dan bertahun2 gue dimarahin emak gue, ternyata dia itu gay! kaga doyan cewe.

kalau udah gini, saatnya saya mengatakan ... "SEMPURNA". macam si illusionist demian, gue merasa bahwa hidup gue ini sempurna tersiksanya!

jadi, untuk kalian yang merasa udah benar2 mencintai idola kalian, lebih baik... try to be more make sense! they're just a human being. gak beda sama kita, cuma emang mereka itu punya hasil karya yang oke untuk dinikmati. bukan dewa yang hidup kita berakhir ketika KLIPING itu raib. :( maafkan aku emak-emak tercinta!! kali ini, aku akan lebih mencintai kalian daripada kliping itu.. eh tapi dimana yach kliping itu ???

olrait, seperti tulisan gue sebelum2nya... gue akan meninggalkan MORAL LESSON. "practise gratitude! - you don't know what you got 'till it's gone!"

mareeeee......

Lincai

20 April 2011