Wednesday, July 18, 2012

PERSIJA SI MACAN KEMAYORAN


Artikel ini sebenarnya gue tulis untuk Bon Jovi Fans Club Indonesia (BJFCI) News yang sudah terbit.
tapi karena emang gue harus berbagi halaman dengan yang lain, maka tulisan gue harus dipersingkat.

Berikut adalah versi lengkapnya.
Check this one out guys,....


Ketika orang – orang dikalangan luas mengidolakan sepak bola luar negeri, entah kenapa gue gak pernah bisa betah untuk nontonin pertandingan sepakbola yang dimainkan oleh Liga-liga luar negeri manapun. Dan ketika gue pertama kali ketemu dan ngobrol-ngobrol sama Mas Iwan (Chief Editor BJFCI News) yang asik banget ini, gue langsung bilang kalau gue itu THE JAK. (disambut dengan acungan jempol dan telunjuk sebagai simbol The Jak oleh Mas Iwan). Sebagai anak baru yang baru banget bergabung di Bon Jovi Fans Club Indonesia, It’s an honor to share the article. I didn’t wrote much actually, dan lumayan agak shocked sekaligus excited saat diminta untuk nulis tentang Persatuan Sepak Bola Indonesia Jakarta (PERSIJA). Dan tanpa mengurangi rasa ‘aduhay’ saya sama Jon Angelz yang menurut gue ‘so insanely attracted’, berikut gue coba membagikan perhatian gue tentang PERSIJA.

Here we go,...

Berawal dari banyaknya pembicaraan orang-orang tentang ke-pamungkasan seorang Bambang Pamungkas (Bepe) , gue mulai mengidolakan sekaligus angkat topi dengan sosok Bepe yang selalu terlihat tenang dan selalu ‘dewasa’ dalam menghadapi setiap laga di lapangan hijau. Gue pribadi mulai mencari tahu tentang sosok Bepe yang sudah lebih dari 10 tahun membela tim raksasa PERSIJA. Beragam prestasi dan beragam cerita laga-laga macan kemayoran ini sangat mengundang perhatian gue lebih lanjut. Bepe yang juga gemar menulis ini, banyak menceritakan kejadian, kemajuan dan masalah-masalah yang melanda Persija. (You may go and read the details too :) .... www.bambangpamungkas20.com )

Beberapa tahun belakangan, gue emang engga terlalu menghabiskan banyak waktu untuk memperhatikan sepak bola tanah air seperti sekarang. Karena kala itu, gue sedang menyenangi dan tergila-gila dengan olah raga Golf yang emang berbarengan dengan situasi kerjaan gue yang juga cukup menyita perhatian dan waktu gue. Tapi gue sih tetap memantau sesekali mengenai permainan Liga Indonesia (waktu itu sih, Cuma ada 1 Liga dan belum terpecah seperti keadaan PSSI sekarang yang sangat sangat sangat nyebelin dan memprihatinkan) termasuk pergantian pemain dan krisis Persija yang pernah melanda untuk beberapa tahun.

Menurut gue sih, Persija ini salah satu tim yang bermain cukup konsisten. Ga tau kenapa, gue suka banget dengan tim asal Jakarta, Ibu Kota Negara Indonesia ini. Kalo abis nonton langsung di GBK, gak jarang suara gue ini berubah jadi serak dan cenderung abis karena ikutan nyanyi dan teriak-teriak bareng lautan "The Jak" yang meng-orenskan GBK dari Tribune. Lagu favorit gue itu, KICIR-KICIR. Yang jaman gue sekolah dulu dikenal sebagai lagu daerah Jakarta yang ternyata cukup mampu membantu semangat pemain sebagai mood-booster untuk mereka.

Selain Bepe, ada beberapa pemain lain yang menjadi idola gue. Yaitu Ismed Sofyan (14). Pemain terlama di Persija yang menurut gue istimewa ini, memiliki kemampuan di hampir setiap posisi. Posisi aslinya sebagai pemain bek kanan, tapi mampu menjadi pemain bek kiri, gelandang dan juga penyerang. Sepakan mautnya dalam setiap tendangan bebas dan umpan silangnya sering diandalkan oleh tim untuk menjebol gawang lawan. Ismed pun masih sering diandalkan diumurnya yang sudah tidak muda ini lagi untuk membela Persija sampai pada putaran kedua Liga Super Indonesia 2012 ini. Dengan tidak mengurangi rasa hormat kepada Coach Iwan Setiawan, menurut pemikiran gue yang “sotoy” ini,  gue cukup puas dan senang dengan jejeran skuad Persija yang sekarang. Termasuk pemain asing yang membantu peran Bepe sebagai predator seperti Pedro X. Velazquez, Fabiano Beltrame dan Robertino Pugliara. Tim Persija ini seperti saling memenuhi satu sama lain dilapangan. Kalau bisa digambarkan nih, pemain muda yang berkolaborasi dengan pemain senior ini bisa dibilang “berbahaya” karena kemampuan mereka untuk bekerja bersama seperti satu nada dan berkomunikasi dengan telepati. (hihihihi)

Selain Bepe dan Ismed, ada beberapa pemain lain yang juga gue idolakan seperti Leo Saputra (23 - Bek) dan Ramdani Lestaluhu (7 - Gelandang) yang pada Super Sunday Match beberapa waktu lalu (27 May 2012) menghasilkan poin pertama bagi tuan rumah Persija saat menjebol pertahanan Jendry Pitoy melawan Maung Bandung (Persib). Meskipun Persija gagal membalas kekalahan 1-0 pada laga tandang diputaran pertama, namun rasanya The Jak dan Viking dihadapkan pada suatu kenyataan untuk harus berdamai dengan berbagi poin 2-2.
BERSATULAH THE JAK & VIKING.... :) 

LINA MONGAN - @lincemong – www.linamongan.blogspot.com

Jakarta, 29 May 2012.

Tuesday, February 28, 2012

the rest is still UNWRITTEN

Ditahun baru ini, yaitu si tahun 2012 yang berlambang naga sudah hampir mengakhiri triwulannya yang pertama. Kalau gue perhatikan dari beberapa sumber di Internet, tahun yang orang-orang keturunan Tionghoa sebut sebagai tahun NAGA AIR ini cukup menjelaskan beberapa hal yang juga mewakili sifat dari binatang Naga itu sendiri.

Dari salah satu sumber yang gue dapat dari hasil penyelusuran gue di google.com, gue mendapati sedikit brief tentang Naga air ini sendiri. Yaitu, sbb ;

"Tahun ini akan menjadi transformasional yang mengubah hidup! Secara umum, ada hal lebih untuk anda di tahun 2012 dibandingkan 2011. Ini adalah tahun yang baik untuk memperbaiki diri sendiri mengambil risiko investasi dan untuk membangun kekayaan. Tahun 2012 menjanjikan banyak dan mungkin menjadi transisi besar dalam hidup Anda. Apakah itu ternyata sangat baik, atau benar-benar buruk, akan tergantung pada bagaimana Anda 'naik' Naga Air Perkasa!"

Nah, kalau gue perhatikan kata-kata penjelasan tersebut diatas ini, gue cukup tertarik dengan penjelasan dimana dikatakan bahwa tahun ini, adalah “tahun yang baik untuk memperbaiki diri sendiri”. Lalu disusul dengan penjelasan bahwa tahun 2012 ini “menjanjikan banyak dan mungkin menjadi transisi besar dalam hidup”. Setelah membaca dan sedikit berpikir, banyak hal yang ter-interpretasi di dalam benak gue saat ini.

Pertama, gue merasa bahwa memang gue masih perlu kesempatan buat memperbaiki diri gue disetiap tahun baru. Dalam hal ini, kalau bisa gue terjemahkan, tanpa melihat apa yang diramalkan di tahun Naga Air, gue memang telah banyak melakukan kesalahan, membuat keputusan yang tidak benar dan juga banyak menyia-nyiakan waktu gue di tahun sebelumnya.

Poin kedua yang sangat menarik perhatian gue dari gambaran tahun naga disini adalah “tahun ini menjanjikan banyak dari terjadinya tansisi besar dalam hidup gue ini”. Tapi, di kalimat akhir dari penjelasan diatas, dijelaskan juga bahwa ini semua masih “tergantung” pada bagaimana gue menggunakan waktu gue disini.

Seperti yang kita sama-sama udah tahu, bahwa perubahan itu gak pernah mudah, dan perubahan dalam fase transisi pun, juga tidak pernah mudah.Siapa sih yang gak mau punya perubahan ? gue yakin banget, setiap dari kita mau punya perubahan, menjadi yang lebih baik sih pastinya. Apalagi, setelah gue punya waktu-waktu yang sulit di tahun lalu. Sepertinya, tahun naga ini merupakan tahun yang baik untuk mulai memperbaiki kesalahan gue dan melakukan langkah awal dalam perubahan gaya hidup gue yang salah.

Dengan rendah hati, dan tanpa mengurangi rasa hormat terhadap Maha pencipta dan Maha Pemberi kekuatan dalam cobaan-cobaan yang terjadi, disini gue hanya ingin menggambarkan betapa gue “dying for” suatu perubahan dalam hidup gue. Banyak hal sudah gue lakukan untuk bisa melakukan perubahan, namun sepertinya gue masih banyak kalah dan cenderung “cepat bosan” dalam berusaha.

Diawal tahun ini, gue sudah mengalami banyak hal yang mengajarkan gue mengenai “langkah awal” dalam melakukan suatu perubahan. Dimulai dari gue yang mulai merubah cara pandang gue tentang “bersikap pada orang lain” sampai bagaimana gue “menggunakan kesempatan, dan mensyukuri keadaan” yang gue miliki untuk melanjutkan kehidupan gue.

Menurut pandangan gue, adalah sangat mudah untuk “mengejar” sesuatu dan akan juga lebih mudah untuk “mempertahankannya”. Namun, gue adalah tipe orang yang sangat sulit untuk “meninggalkan” apa yang telah gue dapatkan dengan segala upaya dan kekuatan gue. Jangankan suatu hal yang sudah gue dapatkan dengan usaha gue. Meninggalkan barang pemberian atau hadiah aja, rasanya gue gak rela.

Sangat gak asing terdengar ditelinga gue setiap orang-orang rumah gue selalu bilang bahwa gue ini adalah “penyusuh” (orang yang suka menyimpan barang-barang yang gak penting, tapi gak mau membuangnya. Sehingga Cuma menjadi tumpukan barang yang menimbulkan debu, laba-laba dan berantakan), yang kadang suka saru terdengar oleh gue menjadi “PERUSUH” hahaha.... itu juga gue banget sih.

Suatu siang ketika gue lagi kerja dikantor, one of my best girl friend share ke gue tentang lirik lagu dari grup band asal benua eropa yang namanya COLDPLAY . Salah satu lagu terbaik mereka yang berjudul FIX YOU. Entah kenapa, setelah gue telaah lagi lirik lagu yang sebenarnya gua tau ini, terasa sangat membakar sekaligus menghantam gue untuk segera mengambil keputusan “berubah”. Bukan berubah jadi ksatria atau jagoan atau apa. Namun gue harus segera mulai merubah mind-set, gaya hidup dan cara pandang gue terhadap kehidupan gue ini.

Ada satu kalimat yang sangat menarik perhatian gue disini, yaitu adalah When you lose something you can’t replace.

In this life, I mostly got what I want, and gak jarang ternyata those are the things that I dont need. Ya dengan kata lainnya sih, kalo gak ada hal-hal ini juga masih bisa buat gue ketawa dan bahagia. Dalam konteks kalimat dari lirik ini, maksud dari teman gue ini adalah untuk menyadarkan gue bahwa gue seharusnya bisa membedakan mana yang gue PERLUKAN dan mana yang gue INGINKAN. Selain emang liriknya tajam, gue memahami benar apa maksud dari temen gue yang doyan sama warna pink ini. Dia mau gue sadar bahwa kalau gue meninggalkan apa yang gue inginkan ini tidak akan seberat kalau gue meninggalkan apa yang gue butuhkan. Dengan kata lain, gak seharusnya gue mempertahankan apa yang gak perlu dan gue pasti sanggup untuk melakukan suatu perubahan.

Dari apa yang sudah gue bagikan diatas ini, gue ingin menyampaikan bahwa tidaklah mudah bagi gue untuk langsung bisa menerima kenyataan bahwa sebenarnya gue harus bisa meninggalkan sesuatu yang sangat kita sayang. Beberapa saat terakhir ini, gue tengah bahagia dengan tercapainya keinginan dan harapan gue untuk menjadi “lebih dekat” dengan seseorang yang sudah gue taksir sejak lama. Gak sedikit usaha yang gue lakukan untuk bisa mewujudkan keinginan gue tersebut. Dan ketika gua sudah bisa menjadi lebih dekat dengan orang yang gua suka ini, gua dihadapkan pada suatu kenyataan dimana ini mengharuskan gue untuk MENINGGALKAN dia.

Jadi inget lagu lamanya Alda yang dinyanyiin lagi sama Mbak Syahrini nih yang judulnya “aku tak biasa”, gua sebenarnya sudah menjadi suatu “ketergantungan” akan kehadiran dia dalam hidup gua. Sepertinya, hidup tanpa dia itu bagaikan makan nasi sama pete tanpa sambel. Hambar, gak asik, gak menyenangkan dan cenderung PAHIT.

Namanya suatu kebiasaan, pasti akan sangat sulit kalau harus dirubah. Mengingat, tadi diatas sudah gua gambarkan perlunya suatu perubahan menjadi sesuatu yang lebih baik. Dulu waktu gua masih belum punya Laptop, gua masih bisa menghasilkan dan masih bisa kerja tanpa menurunnya kualitas kerja gua. Tapi setelah emak gua menghadiahkan gua laptop, gua menjadi manusia yang tidak bisa hidup tanpa laptop gua. Gak jarang, gue menjadi kurang berfungsi dalam kerjaan gua kalau gua gak pakai Laptop unyu gua ini.

Sama halnya dengan Handphone. Dulu gua masih bisa punya temen banyak, masih bisa bergaul dan masih bisa terus berkarya tanpa adanya telepon selular. Tapi sekarang, seolah-olah gua tidak bisa hidup tanpa HP imut gua ini. Semuanya terasa sulit, dan seakan tidak bisa dilanjutkan tanpa hadirnya benda-benda yang menjadi suatu kebiasaan gua ini.

Dari sedikit gambaran yang bisa gua bagikan ini, gua akan menjelaskan gimana sulitnya gua untuk bisa menerima kenyataan bahwa ternyata gua tidak akan bahagia kalau gua melanjutkan hubungan gua sama si lawan jenis ini. Sebenarnya, bisa aja sih kalau gua paksain, tapi gua tau akan kearah mana perasaan yang akan gua rasakan nanti. Sudah pasti akan ada lebih banyak air mata, adegan nangis dibawah shower dan ujung-ujungnya gua menjadi hamba “bye-gone” yang memilih jalan pintas untuk mengakhiri hidup gua.

Pada artikel sebelumnya, gue menceritakan bagaimana gue cukup “getol” berusaha untuk bisa mendapatkan perhatian dari seseorang yang gue “idola”kan. Tanpa kenal letih gue terus ‘cari muka’ dan gak jarang gue merasa terjadwal untuk mencari kesempatan supaya at least, dia notice gue. Agak ganggu sih emang (iye, gue sadar...), tapi justru dengan ke-Lebay-an gue ini ternyata gue berhasil mendapatkan perhatian dari Hamka yang FINALLY dia reply mention gue di twitter. Of course I’m happy... dan sepertinya semua orang sudah tau tentang gimana rasanya “diperhatikan” setelah sekian lama dan sekian banyak usaha yang gue lakukan.

Sebenarnya, bukan tentang komentar Hamka di Twitter sih yang mau gue ceritain disini. Melainkan gue ingin menggambarkan suatu Philosophy tentang perubahan mind-set yang bisa membantu usaha gua dalam perubahan ini. Ketika gue menginginkan suatu hasil, dan gue tahu bahwa gue sangat menginginkan hal itu gue cukup berhasil memotivasi diri gue untuk terus berusaha dan berusaha. (meskipun ternyata usaha gue ini di anggap LEBAY... -__- ).

Namun seharusnya, semangat dan rasa “getol” yang pernah gue lakukan ini, harus juga gue miliki dalam suatu langkah untuk menuju pada suatu perubahan selayaknya saat gue mengejar impian. Meskipun yang pasti akan terasa sangat menyakitkan pada awalnya, tapi gue yakin banget bahwa suatu perubahan hati yang akan gue lakukan ini bisa membawa gue kepada suatu kebahagiaan “inner & outer” dalam diri gue.

True... gue perlu banget melakukan hal ini.

Seiring berjalannya waktu, gue yakin, cepat atau lambat gue pasti bisa mulai menerima kenyataan bahwa memang seharusnya gue tidak perlu terlalu lama bersedih. Sedih sih sudah pasti akan gue alami, tetapi harusnya gua bisa melihat kebelakang, bahwa kebahagiaan gua tidak kurang sama sekali sebelum gua mengenal sosok temen gua ini. Semua terasa sempurna dan semua baik-baik aja kok. Seharusnya gua bisa bahagia dengan atau tanpa dia.

Banyaknya penundaan dan alasan yang memberatkan, sempat membuat langkah awal yang seharusnya segera gue ambil ini semakin terasa lebih berat dari sebenarnya. Yang ada dikepala gue hanyalah tentang kebahagiaan (asal gue hepi), tanpa memikirkan kebahagiaan macam apa yang gue perlukan. Pandangan positif gue seakan telah tertutup oleh pikiran-pikiran gue sendiri yang berkecamuk dan seolah kebahagiaan gue ini dipertaruhkan, tanpa pernah memberikan kesempatan untuk menyadari bahwa kebahagiaan sejati itu sebenarnya ada, dan kebahagiaan yang sesungguhnya itu adalah ketika gue mampu melalui tugas-tugas berat guna untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan gue di dunia ini.

Perubahan yang digambarkan ditahun Naga air ini seolah mengisyaratkan kepada gue, untuk segera berubah dan melakukan suatu langkah awal demi perubahan baik yang gua idamkan saat ini. Gak sedikitpun kolega serta famili berusaha dengan cara mereka masing-masing untuk kembali menyentuh hati gue agar kembali menjadi sesosok Lina yang dulu. Yang selalu gemar melakukan hal-hal baik, dan selalu mampu menjadi teladan bagi orang-orang disekitarnya yaitu mensyukuri segala hal yang diberikan meskipun itu masalah atau justru berkah.

Jadi, sekarang bisa gua katakan disini bahwa gue sudah bisa melalui satu tahap dimana gua sekarang sudah “MOVE ON” dan siap melanjutkan kehidupan gua tanpa harus mengingat lagi hal-hal menyedihkan diatas.

Semoga ditahun Naga air ini, bisa gue lancar-lancar aja dan jaya selalu... layaknya bis Lancar Jaya. Hahahahah mulai deh randomnya.

-__-‘

Lina Mongan

Thursday, January 19, 2012

Say goodnight and go

Ah well, setelah beberapa saat gue malas untuk nulis, dimana kegiatan menulis ini sudah gue jadikan salah satu cara supaya bisa eksis, sekarang akhirnya gue paksa diri gue untuk kembali rajin mengolahragakan jari2 gemuk gue ini.

Dikit lagi tahun 2011 ini akan berganti menjadi 2012. Dan biasanya, orang-orang banyak yang mengingat apa saja yang sudah mereka lakukan, mereka capai dan mereka lewatkan sepanjang tahun ini. Begitu pula dengan gue yang akhir2 ini memikirkan tentang kehidupan gue di tahun 2011. Setiap gue mau bilang kalau tahun ini berat, sebenarnya enggak juga. When i look at the past years I had, the problems I had juga berat. Tapi ya, setiap tahun memang permasalahan dan pengalaman yang dialami kan pasti berbeda dari tahun sebelumnya. So Ya.... If i could describe what my life is like in this year, I’d say in a positive way.. bahwa tahun ini gue “sangat diberkati”.

Karena terlalu banyak di dalam kepala untuk dibagikan, kayanya gue akan mulai cerita gue dengan membagikan apa minat dan kesukaan gue akhir-akhir ini. Abisnya kalau mau nulis yang sedih – sedih atau yang menderita –menderita, ntar dikira mau menyaingi penulis skrip sinetronnya Nikita Willy. Secara dia kan MEGANG banget di dunia pernangisan televisi. Masa iya gue mau nangis2an juga di tulisan ini. (mendadak liat kaca sambil mewek, penasaran kaya apa muka gue kalau mewek... ternyata ancur banget!!) (langsung mengurungkan niat jadi artis sinetron).

Ada beberapa hal yang cukup menarik minat gue sebenarnya akhir-akhir ini. Mulai dari Hamka Hamzah yang selalu mengalihkan konsentrasi gue, terus olahraga biliar yang gak pernah gue tengok seumur hidup tapi dengan sukses mencuri perhatian gue sekarang, sampai akhirnya harus gue akui bahwa ternyata gendut itu menyiksa gue!!!!. One by one akan gue ceritain gimana hebohnya gue mengalami hal - hal ini. CEKIDOT...... ;

Pertama gue gak sabar untuk cerita tentang postur tubuh gue yang sebenarnya sudah gue sadari, bahwa besarnya badan gue ini menyebabkan orang-orang yang liat gue ini SAKIT MATA atau lebih tepatnya KEGANGGU. Mulai dari susahnya nyari baju dilemari sendiri, lalu susahnya beli baju baru yang muat dan harga cocok sama kantong, sampai gimana teman-teman sendiri mulai asyik mencela “ukuran” badan gue yang ternyata memang tidak kecil ini.

Terobsesi pengen punya badan kaya Agnes Monica (eh enggak deh, lebay itu sih). Ya, terobsesi dengan turun berat badan, gua mulai dengan mengurangi porsi makan dan mulai mengurangi waktu makan gue tiap harinya. Tapi bukan Lina namanya kalau enggak LEBAY. Gue yang lagi keranjingan diet ini kelepasan dengan hanya makan 1 kali satu hari. Sok kuat dan lupa dengan asam lambung diperut gue yang sensitip nya gak kira-kira. Alhasil, disaat gue sedang kerja, gue harus mengakui bahwa asam lambung gue ini beyond my ability. Langsung ngambek dia... gue isi makanan, gak mau... gue isi minuman enak, gak mau... gue diemin makin ngamuk.... hmmmmm... susah bener sihhhhh!!!!

Sebenarnya bukan keinginan untuk punya postur badan ideal supaya bisa langsung alih profesi jadi super model yang gue harapkan dari turunnya berat badan gue ini. Melainkan, gue punya harapan dan keinginan sederhana yang mengharukan, yaitu gue pengen bisa beli baju di terminal blok-m dengan harga 20ribu-an. Disisi lain juga, gue menyadari bahwa dengan menjaga pola makan, gue pasti sehat dan bebas dari penyakit mematikan (uang habis buat jajan). Karena niat-niat sederhana ini lah, gue memutuskan untuk memiliki badan ideal.

Alasan lain yang memaksa gue untuk tunduk pada kondisi badan yaitu, gue berharap banget bisa“enak dilihat” kalau one day gue bisa ketemu sama HAMKA HAMZAH. Kenapa? ... ya malu lah brayyy!!! ... gimana enggak, sebagai pria idola gue yang menurut orang-orang terdekat gue mukanya dia ini gak jauh beda dari tukang ketoprak, tukang tahu, tukang bubur atau tukang becak, Hamka ini punya badan yang AMIT-AMIT bagusnya. Pantat bahenol, dada bidang, tinggi yang proporsional sampai mampu mengalihkan dunia gue. He’s close to PERFECT for me.

Dengan kodrat dimana sosok wanita yang seharusnya selalu memperhatikan kondisi badan, gue merasa malu kalau sampai kalah “teratur” postur badannya sama cowok. Masa iya, cowok aja bisa punya badan sempurna, tapi gue sebagai wanita masih mikirin kondisi perut kenyang aja, tanpa memikirkan ukuran yang diakibatkan dari perut kenyang disetiap jam. But well, jangan tanya gimana hasil akhir dari keinginan rendah hati gue ini. Karena sebenarnya itu masih angan-angan dan belum ada hasil dari gerakan awal yang gue lakukan. Sabar aja yah kawan-kawan, Lina yang kalian kenal ini tidak akan drastis kurus seperti model-model di tipi. (dalem hati menangis guling-guling).

Ngomong-ngomong soal Hamka, gue rasa gue perlu cerita nih ke semuanya tentang apa yang gue rasakan tentang sosok Hamka ini. Selain karena dia sudah terkenal dengan peran dia sebagai pemain belakang untuk TIMNAS di piala AFF, PPD dan pertandingan persahabatan lawan LA Galaxy kemarin, gue merasa something that I can’t even explain what I do like from him. Pokoknya, gue suka deh sama dia. Sampai-sampai gue mulai keranjingan untuk cari tahu tentang kehidupan dia diluar lapangan hijau.

Entah apa yang gua dapat dari mencari tahu tentang dia, tapi rasa kepuasan tersendiri ini yang membuat gue ogah berhenti mencari tahu tentang dia. Googling, tweeting bahkan terus cari informasi tentang dia dari toko buku. Kalau misalnya sampai gue bisa ketemu sama dia oneday, I want him to understand bahwa gue ini emang udah luar biasa meng-idolakan dia deh. (kedip-kedip genit, yang dilanjutkan dengan salto karena girang).

Sanking gue sangat mengidolakan dia, gue ini teramat sangat ngarep untuk bisa face to face ketemu sama dia (Huahahahhaha, mendadak ngakak kalau gue inget usaha yang sudah gue lakukan untuk bisa ketemu sama dia). Dimulai dari gue yang seneng banget ngikutin segala aktivitas dia melalui account twitternya, sampai temen-temen deket yang sering meng-informasikan keberadaan dia ke gue. Entah di Cafe, tempat mancing, tempat latihan dan lain-lain deh.

One night, gue baca di twitter kalau dia lagi dinner sambil nobar pertandingan liverpool di salah satu cafe yang terbilang favorite untuk gue dan ternyata juga tempat favorite untuk dia dan teman2 terdekatnya. Waktu itu jam sudah menunjukan pukul 10 malam, sedangkan pertandingan bola baru dimulai sekitar 20 menit. Dengan gaya gue yang sok manis, gue minta izin sama emak gue untuk menginzinkan gue keluar malam itu. Karena acting Nikita Willy yang cukup meng-inspirasi, akhirnya gue berhasil mendapatkan izin dari emak gue, dan langsung naik taksi kesana. Sebelumnya, gue menghabiskan waktu sekitar 10 menit untuk mencari teman yang mau nemenin gue jalan. Karena dadakan, pada gak bisa semua. Disitu gue hampir membatalkan niat gue ini, sampai akhirnya gue menemukan satu teman terbaik gue yang tinggalnya tidak jauh dari rumah gue.

Temen gue ini ternyata abis nonton konsernya Anggun C. Sasmi di JHCC bilangan Senayan. Menyuruh dia jemput gue dengan taksi, kita pun akhirnya langsung ngibrit ke arah Cafe tersebut. Entah apa yang merasuki pikrian gue, waktu itu gue pikir dengan sok yakin bahwa Hamka dan teman2nya ini ada di Cafe yang terletak di bilangan Senopati. Dengan taksi yang disupiri oleh Bapak METAL itu, kita capcus lah ke Senopati. Sampai sana ternyata KOSONG MELOMPONG. Malah emang Cafe ini ga buka hari itu. Dengan semangat yang masih membara (karena juga sudah terlanjur diluar rumah) gue langsung mengarahkan Pak Supir untuk bawa kita ke cabang Cafe yang di Panglima Polim. Disana ada terlihat beberapa mobil yang masih parkir. Tapi gue ga liat mobil dia, dengan keyakinan penuh, gue paksa diri gue untuk turun ke Cafe yang sudah memasang papan CLOSED ini didepan pintunya. Karena gue kenal dengan beberapa pekerja disitu, gue nyelinap masuk dan langsung tanya aja tentang keberadaan Hamka. Tanpa rasa bersalah dan tanpa memikirkan perasaan gue, si pekerja yang kenal dengan gue ini tadi menjawan dengan santainya, “baru aja pulang Lin .. kira2 5 menit-an yang lalu deh...”. Disitu gua merasa hidup gue berakhir, dan sepertinya gue telah kehilangan semangat hidup gue. (aseli lebay).

Dengan lemah, letih, lesu, gua balik ke taksi sama temen gue dengan perasaan sedih dan menyesal setengah mati. Gimana enggak menyesal ? Gue sih tadi pakai bilang suruh ke Cafe yang di Senopati. Akhirnya kan gue terpaksa wasting my 5 minutes yang seharusnya kalau enggak dipake ke Senopati, sekarang ini gue pasti sudah bisa pasang foto gue sama Hamka sekarang. Untuk sesaat, gue merasa gua letih mengejar Hamka. Dan untuk sesaat gue merasa gue tidak perlu lagi mengejar Hamka. Cukup manusiawi rasanya, manusia girang seperti gue ini bisa merasakan sedih dan kecewa untuk hal-hal kecil seperti ini.

Sesampainya gue dirumah, ternyata nyokap gue udah tidur ditempat tidur gue. Gak lama, dia kebangun karena gue mau masang selimut dan nyusul tidur disebelah dia. Dengan berbisik, dia tanya ke gue, “mana fotonya? Liat dong...!”. Gue cuma bisa nutup kepala gue pake bantal dan bilang ke dia kalau gue gak berhasil ketemu Hamka,”Hamkanya udah pulang just right before I got there.” Jelas gue singkat. Terus terang, saat itu gue perlu banget emak gue meluk gue dan bilang “that’s worth to try honey... that’s okay...”. Tapi ternyata gue lupa kalau emak gue ini “okem” dan sangat gak mungkin bersikap manis seperti harapan gue tadi. Langsung bangkit dari tidurnya, die langsung deketin mukanya ke muka gue dan bilang, “EMANGNYE ENAKKKK..... Ditinggal pulang nih yeeee...... laki orang sih dikejar-kejar...hihihihihihihi” ( -__-‘ mendadak gue pengen bunuh diri.)

Kegagalan ini ternyata tidak menyudahi semangat dan rasa suka gue ke Hamka. Sejak saat itu, gue kembali melanjutkan kehidupan gue menjadi STALKER sejati lewat Twitter. Setiap gue liat dia Tweet something new, gue seakan baru ketemu sama dia. Sangat gue akui, bahwa dunia gue telah dialihkan oleh seorang pemuda asal Makassar yang benar-benar membuat gue tidak bisa berhenti mencari segala informasi tentang dirinya. (mesam-mesem)

Cerita tentang Hamka ini pun, tidak hanya berkicau di dunia Twitter, atau dilingkungan persahabatan gue dan teman-teman. Di dunia olahraga biliar yang sedang gue gemari ini pun, gak jarang gue menyebutkan namanya kepada teman-teman pekerja di biliar. Nonton bareng pun sering kita lakukan di tempat biliar, dan disitu setiap di shoot gambar Hamka, mereka akan langsung melihat kearah gue sambil tepuk tangan. Hahahahahahaha bisa banget yah nyenengin tamu!

Kenapa akhirnya gue bisa keranjingan main biliar ? . Berawal dari gue yg secara diem2 numpang di tempat biliar ini untuk curhat sama salah satu sahabat gue, dimana akhirnya gue dan teman-teman tahu bahwa ada tempat biliar di Mall ini. Suatu waktu, gue dan kedua sahabat akrab gue ini gak tau mau nongkrong dimana. Duduk-duduk di Cafe kok kayanya sudah bosan, apalagi beberapa minggu terakhir saat itu kita banyak meeting di Cafe dan udah bosan kalau main pun harus dilakukan juga diCafe. Karoke pun sudah tidak menarik minat kita lagi. Akhirnya, terlintaslah satu ide untuk main biliar.

Waktu gue masih ada tugas pelayanan di Bandung, sodara sepupu gue yang akrab banget sama gue sempat ajak gue main Biliar. She’s so good in Biliar. Tapi karena ga ada temen lain, dia bertanding lawan gue (yang gak bisa apa2 ini), tapi entah gimana, gue ternyata bisa menang lawan dia. Lalu, waktu gue main sama teman-teman di Jakarta pun, gue juga beberapa kali memenangkan permainan ini. Based on pengalaman menang yang GAK TERHORMAT ini, gue pun akhirnya setuju dengan sahabat2 gue tadi untuk main biliar dari pada nongkrong di Cafe.

Dikunjungan kami yang pertama saat itu pun, gue masih belum tahu gimana harus grip dan memposisikan tangan gue pada stick, dan sama sekali buta dengan permainannya. Ditemani oleh teman-teman pekerja di tempat biliar itu, akhirnya sedikit demi sedikit gue mulai memahami apa yang harus gue lakukan untuk main biliar ini. Selain karena tempatnya yang COZY to relax, lagu-lagu yang disajikan pun membuat gue rasanya betah banget untuk balik lagi kesini.

Beberapa kali gue dateng kesanadengan teman – teman yang memang bisa biliar. Dengan tujuan untuk ajarin gue main biliar. Tapi ternyata gue masih tetap blo'on dan cenderung idiot. Sampai akhirnya, gue ketemu sama salah satu pekerja disana yang sepertinya merupakan BILIARD MANAGER ditempat itu. Satu persatu dia ajarin gue semuanya. Mulai dari posisi tangan dimeja dan posisi tangan untuk grip stick, posisi kaki, posisi pandangan sampai sifat2 bola. Wah... pokoknya gue banyak diguyur dengan pengetahuan-pengetahuan deh. Gak terasa, ternyata gue sudah menghabiskan waktu 4 jam di biliar itu.

Karena gue berhasil meningkatkan permainan gue, feeling gue selalu mau terus berlatih. Akhirnya, semakin sering lah gue main ketempat biliar itu. Selain karena biar bisa ketemu dengan yang ngajarin gue yang manisnya ampun-ampun, teman-teman disana pun sudah seperti sodara gue semua. Pokoknya,gue rekomendasikan deh temen-temen untuk mencoba keramah-tamahan pekerja dan asyiknya main Biliar di Qbilliard Senayan City Deh!!! The money you’ve spent, is worth...!!

Sewaktu gue nulis ini, sahabat baik gue yang setia banget nemenin gue main biliar kebetulan sedang liburan sama Nyokapnya ke London. Sekitar sebulan dia pergi, dan baru sekitar 1 minggu dia pergi, gue udah kangen dia (kangen maen biliar). Rasanya pengen banget nyulik dia dari London, untuk nemenin gue main di Qbill. Hahahahhahahaha ..... agak lebay yach Gue!.

Harus gue akui, bahwa permainan gue di biliar ini JAUH lebih enak dilihat dari pada pertama kali gue main di Qbill ini. Amit-amit deh rasanya, bisa maen enggak, ngerti maen enggak, tahu perhitungan juga enggak. Tapi sekarang, dengan berjalannya waktu, dan kesabaran dari pekerja2 disana, gue at least bisa tahu mengenai permainan-permainan dan perhitungannya. It is so great to know that you’re improved, and also great to know that you’re BETTER. Perubahan is a key of success right ???.

Dari kegemaran gue di dunia Biliar ini, gue mempelajari suatu hal that I could compare to life. Bahwa terkadang, kita suka menganggap bahwa sesuatu itu sangat TIDAK MUNGKIN untuk kita lakukan. Boro-boro untuk mencoba, lha wong membayangkannya saja sudah dipenuhi dengan kata-kata TIDAK MUNGKIN dikepala kita. Just like what I had, gue gak pernah berfikir untuk mau bisa main biliar. Setiap temen-temen aja biliar pun, gue udah males rasanya. Namun ternyata ketika gue mencoba dengan telaten dan kesabaran, gue bisa melakukan sesuatu yang terlihat tidak mungkin bisa gue lakukan.

Selama proses gue belajar, gue sempat merasa sedih dan merasa sia-sia untuk melanjutkan pembelajaran ini. Gue selalu gagal mengukur ketepatan bola dan speed dari stick yang semuanya dikontrol penuh oleh diri kita sendiri. Beberapa kalipun, gue bilang ke pelatih gue bahwa gue gak bisa. Namun karena semangat dan kesabarannya, gue belum menemukan kejenuhan dalam memperlajari permainan ini.

In Life, there are times when we feels like we can’t do anything to move on or to continue our lives. Tapi sebenarnya, itu semua dikontrol penuh oleh diri kita. We mostly solved the problem that we created. And once we are giving up to the problems that we created, rasanya lucu. Tapi ya balik lagi, kenyataan itu tidak semudah kata-kata yang tertulis. Karena kenyataan sudah banyak tercampur dengan banyak hal. Ego, fear, worry, and time.

Well, the Christmas day is gone. Tapi this Christmas feeling masih melekat dipikiran gue. I could say that I had a great Christmas. Ditemani dengan lagu dari NO USE FOR A NAME – “Fairy tale of New York” saat gue menulis ini, disadari bahwa gue sangat diberkati. I’m surrounded by the people that I loved and Loves me, I’m also blessed with all the happiness, dan kesehatan dari orang-orang yang gue sayang. Natal kali ini juga gue diberkati dengan BUANYAK makanan yang melimpah. Gak beli, tapi gue banyak terima kiriman dari sodara-sodara dan teman-teman. Christmas eve gue pun, gue isi dengan perut penuh dan cenderung seperti BERUANG. (Too much for Christmas).

Meskipun tanpa kehadiran Kakak gue Toni dan Bokap di natal kali ini, gue tahu bahwa gue masih diberkati dengan keluarga kecil gue.

Selamat Natal semuanya .... Selamat Tahun baru juga!

Semoga perubahan-perubahan dan konsistensi terus dilakukan untuk menjadi manusia yang lebih baik.

Love,

Lina Mongan


December 26 2011

undoubtedly happiness

Beberapa waktu yang lalu, gue sempat kenalan dengan seseorang yang bisa dibilang kita teman baik juga. Dia orangnya keren, seru dan asik kalau di ajak ber-gawol. Dia selalu ajarin gue gimana caranya relax dalam hal tersulit sekalipun, dan dia juga selalu ajarin gue untuk DIET dan OLAHRAGA. Meskipun gue gak kuat main sama dia (hidup sehatnya puollll) tapi gue masih senang kalau diajak dia ngobrol dan nongkrong. J

Beberapa hal gue melihat bahwa dia itu orang yang sebenarnya sangat diinginkan banyak wanita. Dia bisa masak (asli enak banget masakannya), dia suka bebenah rumah, dia suka sama anak kecil dan dia juga tahu gimana caranya memperbaiki hubungan yang mungkin saja rusak karena “emosi” dan “ego” dari suatu hubungan. Setelah beberapa bulan gue banyak ber-gaul sama dia, gue mendadak bertanya ke dia tentang wanita, dan apakah dia akan menikahi pacarnya sekarang. Suer, gue tertarik banget untuk tahu tentang ini, pikiran gue selalu aja wondering “who’s the lucky girl...?? “.

Tapi ternyata, malah gue bener-bener dikagetkan dengan jawaban dia.

“gue gak akan menikah Lin, menurut gue itu gak penting. Ngebayangin gue menikah aja rasanya udah gak mungkin. Ribet soalnya, apalagi kalau istri gue melahirkan... ahhhh... enggak deh...”

Untuk sesaat gue enggak kaget mendengar jawaban dia ini. Selain karena emang budaya di negara asal dia, gue juga banyak melihat kebiasaan (sikap mandiri) dia yang menunjukan bahwa dia enggak perlu memiliki keluarga. Sempat tersirat oleh gue, bahwa dia ini sangat “egois” dengan enggak mau direpotkan untuk hal-hal semacam ini. Sebagai seorang pria dewasa yang sudah punya segalanya, nilai dia mendadak jadi turun. Yang tadinya gue bisa kasih dia poin 8, sekarang jadi 4. (nilai matematika gue di sepanjang umur gue sekolah).

Tapi gue tetep penasaran dengan jawaban dia ini, for a sweet guy like him, who treats the woman right ternyata gak berfikir untuk menikah?. Lalu disuatu waktu akhirnya gue memiliki kesempatan untuk ngebahas lagi tentang ini. Dengan penasarannya gue minta dia jelasin ke gue KENAPA... KENAPA ??? KENAPAAAAA????? (akting gue kaya Atiqah Hasiholan gak?? Biar pantas disandingkan dengan RIO DEWANTO gituh. *teuteup ngarep*). Setelah beberapa saat gue tanya-tanya lagi (karena gue gak puas dengan jawaban dia yang nanggung – nanggung), gue benar – benar enggak menyangka dengan penjelasan dia seperti ini;

(gak bisa inget gimana dia ngomongnya, tapi gue coba bagiin garis besarnya aja yah... )

“Gue orangnya sulit Lin. Apalagi dengan kebiasaan gue hidup sendiri. Ini benar-benar membuat gue cukup kesulitan untuk hidup dengan orang lain. Dan salah satu alasan gue untuk tidak menikah atau memiliki pasangan dalam hidup gue, gue benar-benar gak mau mengecewakan dan menyakiti orang yang gue sayang.”

Dengan nyebelinnya gue terus mendesak dia untuk ngejelasin apa maksud penjelasan dia. Keliatan banget disitu temen gue ini pengen lempar gue ke jurang... :D ihihihihihihii

“intinya gue gak mau menyakiti orang yang gue sayang. “

akhir dari penjelasan dia yang langsung nge-jewer gua untuk tidak tanya lebih lanjut. Katanya kalau gue tanya-tanya lagi, gue akan di jewer dan akan dilempar ke ambon. L (budeeeehhhhhh... jauh bener ommm.... ke Timor aja dah Om, biar ketemu ama KD dan Raul Lemos. Mayan pan maen kerumah barunya.)

Well, setelah gue banyak ngobrol sama dia, gue malah jadi penasaran setengah mati. Apa iya, pernikahan itu justru lebih banyak hal sakit nya ? kok sampe ngebuat temen gue ini punya mind-set bahwa pernikahan akan penuh dengan penyiksaan sampai dia gak berani ambil keputusan untuk menikah?. Sedangkan banyak orang yang sering banget nguber2 gue untuk nyuruh gue buru2 menikah. (dikata kaya kambing kali yak, kawin disuruh buru2.. ) Nahhh... sekarang gue dengerin siapah nih?

Beberapa waktu yang lalu ini, gue diminta sama atasan gue untuk datang ke salah satu turnamen golf yang diadakan oleh salah satu golf community terkemuka di bilangan Bogor. Gue sih udah tahu kalau emang acaranya akan banyak hiburan dan emang dikemas menjadi salah satu acara yang “santai” dan “menyenangkan”, jadi gue enggak terlalu kaget kalau emang acaranya akan menjadi “liar”. Apalagi dengan adanya minuman keras dan wanita2 ABG yang bisa dibilang “BANYAK”. So pasti, kita semua udah tahu lah... kemana arah pesta ini.

Tapi ternyata pengalaman gue dilapangan golf yang bisa dibilang “lumayan” ini ternyata masih belum cukup membuat gue “terbiasa”. Yang ada gue malah terkejut setengah mati selama gue ada disana. Pertama gue kagetkan dengan cewe-cewe cantik nan seksi yang duduk bersama dengan para pemain di setiap meja. (eh, gue juga cantik kok.. Cuma bedanya, mereka itu punya badan yang bisa dibilang sempurna dan gue “hampir” sempurna titik.)

Ketika acara diawali dengan makan malam, mereka semua (cewe-cewe) terlihat wajar dan masuk akal. Cewe-cewe itu lebih ke arah cuma menemani makan malam aja. Tapi ketika makan malam selesai dan dilanjutkan dengan acara musik, cewe-cewe ini mulai meluncurkan jurus-jurus mereka untuk dapat perhatian dari pemain golfnya. Bergantian mereka menuangkan minuman keras itu kemulut para pemain secara langsung, dan gak jarang dari mereka yang ikut membersihkan mulut para pemain itu dengan mulut mereka sendiri . (seriously, it’s gross .... ) belum lagi para pemain-pemain yang bisa dibilang bandel malah justru memanfaatkan keadaanya dengan ikut-ikutan menambahkan hal-hal iseng kepada cewe2 itu.

Waktu itu gue lagi sms temen gue, tiba-tiba temen gue yang duduk disebelah gue nyolek gue sambil bilang “wah, gawat, bra nya dicopot...”. Dengan terkejut, gue liat kearah cewe itu, dan ketika gue liat, temennya cewe itu lagi membantu memasangkan bra cewe lagi itu sambil ketawa-ketawa (what makes you laugh??). Gak disangka sangka, bapak2 yang tadi melepas bra cewe itu ternyata masih belum puas dan mulai menarik baju bagian depan cewe itu. Gue pikir tuh cewe akan marah, eh gak taunya tuh cewe malah ngakak setengah mati sambil meluk-meluk tuh bapak. (it’s a crazy life!!)

Dari situ gue penasaran, are those guys happy with the choices they’ve made? Dan juga, are those girls happy with the things that they’ve done ? mannnnn ... segitunya kah ???

Hal lain yang juga menjadi perhatian gue, gimana yah perasaan mereka ketika mereka pulang kerumah dan ketemu istri-istri mereka ? pasti mereka ada perasaan guilty di hati, atau justru mereka malah merasa “udah biasa” nge bo’ongin perasaan mereka. Is this what we called happiness ??? trust me guys, membohongi diri sendiri itu sangat tidak bisa dikatakan akan membuat kehidupan lu bahagia or lebih bahagia dari kehidupan lu sekarang ini.

Gak bermaksud untuk menggurui or berkomen layaknya pak Guru. Tapi actually, disini gue bisa bilang kalau orang-orang mulai membawa dunia GOLF menjadi dunia yang kotor. Setiap ada hal apapun tentang golf, pasti deh konotasi orang akan langsung mengarah ke hal negative yang sebenarnya tidak semua acara golf seperti itu.

Balik lagi soal si temen gue yang ogah nikah ini. Gue mulai nyambung dan paham sama apa yang dimaksud sama temen gue yang idungnya mancung banget ini. Awalnya gue anggap kalau dia ini agak punya kelainan jiwa (hahahaha), tapi ternyata saat ini gue mulai paham sama apa yang dia maksud dengan “menyakiti” perasaan pasangannya. Gimana kalau itu terjadi sama gue, or sama pasangan lain. Langsung kebayang, jika pemandangan yang gue liat di lapangan golf kemarin ini terjadi sama gue (amit – amit *ketok-ketok kepala, ketok – ketok meja*) dimana pasangan gue ternyata melakukan hal “goblok” sama cewe-cewe labil diacara itu. Dan gak semudah itu juga bagi gue untuk ninggalin pasangan gue meskipun udah ketangkep basah juga mereka telah melakukan hal geblek itu. Apalagi kalau dalam kenyataannya gue sudah dikasih anak di pernikahan itu. Oh mannn ... that’s a night mare. Mau gak mau, gue harus bertahan sama pria sialan ini untuk keutuhan keluarga gue. (pantesan kalau adegan sinetron di tipi2 suka lebay, ternyata emang kalao di dunia nyata, semuanya emang bener2 bisa nguras emosi.)

Gak berani gue ngebayangin gimana keadaanya, apa hubungan itu akan menjadi lebih sehat untuk dilanjutin apa justru lebih baik dihentikan saja. Lalu kepikiran juga sama gue, kalau saja apa yang ada di video klip nya beyonce (if I were a boy) itu bisa terjadi, mungkin gue gak bisa sepenuhnya menyalahkan pihak si pria. Karena terkadang, emang banyak kesalahan fatal yang dibuat oleh wanita itu sendiri. Ihihihii, mendadak gue jadi agak merasa tersindir sama tulisan sendiri nih. Soalnya emang terkadang gue suka keliwatan kalau udah ngumpul bareng sama pria-pria. Susah banget untuk konsen. Hahahaha asli, bener deh! Makanya temen gue yang gue ceritain di chapter 1 tadi harus terlewatkan. (masih nyesel euyy...)

Beberapa waktu yang lalu juga kita di Indonesia ini pernah dikagetkan dengan skandal video porno yang dilakukan oleh beberapa publik figur yang sejujurnya, menurut gue mereka ini kurang hati-hati dalam melakukan hal ini. Salah satu dari pelakunya adalah seorang istri dengan seorang anak. Lu bayangin aja nih ya, lakinya itu udah ganteng, anaknya juga lucu banget dan juga untuk dapat anak itu perlu waktu yang lumayan lama. Bayangin, gak sepenuhnya kesalahan – kesalahan fatal ini tidak juga sepenuhnya dilakukan oleh laki-laki. Tapi justru wanita juga punya kendali dari kerusakannya. Kalau banyak survey yang menyatakan bahwa Pria itu dikatakan sebagai sosok mayoritas yang sering selingkuh, kita suka lupa kalau para pria itu sebenarnya selingkuh sama wanita juga kok. Jadi gak ada perbedaan genre dari kesalahan ini. Gak cewe, gak cowo sama aja maleeehhhh...

Nah sekarang jadi giliran gue nih yang bingung mau menyimpulkan apa dari pengetahuan yang gue dapat ini. Terkadang gue sering denger orang suka bilang kalau kita seharusnya tidak seratus persen mengandalkan pengetahuan , melainkan juga harus melibatkan hati dalam memutuskan segala hal.

Seperti yang gua hadapi pada hari ini, gue ketemu dengan teman gue yang gue sering disebut-sebut di chapter sebelumnya. Gue bicara sebentar sama dia karena dia harus balik kerja lagi. Gue gak bisa bohongin diri gue yang sebenarnya pengen bicara dan bercanda lebih lama sama dia. Tapi, seperti yang barusan gue bilang, kalau gue itu harus menggunakan hati. Gue gak mungkin melarang kegiatan dia, jadi hati gue menolak untuk memenangkan ego gue. akhirnya, gue cuma bisa bilang “lanjutkan kerjaan lu deh, gue ngobrolnya ntar aja kalau udah selesai.” Dan disitu dia senyum manis ke gue sambil bilang “makasih ya nekkk.. ntar gue sempatin ketemu lagi sama lu deh sebelum selesai.” Disitu gue Cuma bisa senyum dan mau gak mau harus ngebiarin dia pergi. Masa iya gue gelandotan di kaki dia biar dia kaga pergi. Yang ada dikira kingkong pingsan gue kalau itu bener kejadian.

Well, back to the topics... gue sempat menjadi ragu apakah pernikahan itu akan benar-benar membuat gue bahagia. Meskipun emang enggak akan ditemukan didunia ini satu rumah tangga yang sempurna atau baik2 aja sepanjang kehidupan. Tapi gue kok agak enggak berani ya ?? (ahhh cemennnn.... )

Seperti nasihat yang dikasih sama Bang Nico tadi di jalan, dia ngingetin gue bahwa mau idup dimanapun, pasti akan selalu nemuin kesulitan dan kesalahan. Karena setiap orang itu belajarnya justru dari kesalahan, bukan dari pengalaman baik aja. Mendadak gue juga merasa bahwa nasihat ini emang sebenarnya dimaksudkan untuk gue, dan bener-bener gue butuhkan untuk melanjutkan kehidupan gue. apalagi dia bilang ini untuk membesarkan hati gue dari kendala kerjaan yang gue hadapin.

Seperti yang sudah - sudah, disini gue hanya menyampaikan isi hati. kalau ada dari konten tulisan gue yang bikin teman-teman resah dan tidak setuju, itu wajar kale Sob... namanya juga pendapat.

dan untuk mem-promo-kan Quote dari Idola gue yaitu Jason Mraz, disini gue mau share pesannya "Practice Gratitude".

- END -


1 November 2011

“you don’t know what you got ‘till it’s gone”

"Gue sebenarnya bukan orang yang RELIGIUS... tapi gue adalah orang yang SPIRITUAL"

Penjelasannya adalah sebagai berikut;

Gue takut sih kalau mengatakan bahwa gue BUKAN orang yang Religius. konotasinya pasti akan lebih ke arah "gak punya Tuhan" ... "arrogant, sampai gak mengakui Tuhan.." dan mungkin ada yang bilang juga bahwa mungkin gue ini adalah "orang yang gak pernah berdoa." tapi sejujurnya, dalam konteks hal ini, gue menggambarkan diri gue adalah sesosok wanita yang gak mau dilihat dalam segi "religius" namun gue harus bersikap kalau gue adalah benar2 seorang MANUSIA yang beradab. contohnya ;

1. Gue gak akan mengutip perkataan di KITAB SUCI, atau ceramah para nabi dan juga pesan2 dari pemuka Agama ketika gue bicara dengan siapapun. (terkesan bagi gue : biar dikira kita ini SUCI.. atau dikatakan JAGO dan gape sama KITAB SUCI)

2. Gue juga tidak akan mengingatkan orang untuk berdoa (tapi lebih mengizinkan mereka punya waktu sendiri untuk berdoa).

3. Gue juga akan bersikap netral, ga mau bilang bahwa agama laen salah dan agama gue bener (macam betul aja gue..!!)

4. Apalagi gue bersikap seolah2 orang laen lebih dosa dari gue.. (cuih...!)

Tetapi justru, gue lebih memilih untuk menjadi orang yang SPIRITUAL. yaitu gue lebih hidup sesuai aturan tidak tertulis yang sudah ada, dan percaya akan adanya Keadilan dari hasil berbuat baik. ya, lebih kaya gitu deh...

contoh ;

1. Gue percaya akan adanya KARMA. makanya jangan seenaknya memperlakukan orang, karena biasanya, apa yang yang elu lakukan ke orang lain, MOSTLY akan balik lagi ke elu. (kalau yang ini, gue setuju banget, dan gue harus bener2 melakoni nya.)(susah cyinnn, tapi ya, emang harus dilakukan..)

2. Gue yakin bahwa setiap niat baik akan menjadi hasil yang baik. meskipun orang selalu salah menanggapi niat baik kita, tapi seperti yang udah gw bilang bahwa SETIAP NIAT BAIK AKAN MENJADI HASIL YANG BAIK. cusss...

3. Life is not always like what you wanted.. tapi lu bisa bikin hidup lu menjadi suatu hal yang more than you expected. Yaaa .. itu semua dari pilihan2 yang lu buat sih nekkk....

4. Elu harus jadi orang baik untuk bisa diterima dimana-mana, dan juga elu harus menjadi orang baik untuk alasan lu melanjutkan kehidupan... misalnya, ada nenek2 mau nyebrang jalan. terus elu bantu nyebrang... wah, pasti orang2 sekitar yang ngelihat akan taro hormat ke elu. (meskipun tidak tersirat). tapi jangan sekali-sekali elu coba "ndorong" tuh nenek pas busway lagi ngebut. Gue yakin, kehidupan lu kagak bakalan berlanjut. !! (jangan ditiru yah... ngebayanginnya aja udah sedih gue...)

5. Setiap manusia punya derajat yang sama. yang membedakan hanyalah apa yang mereka lakukan untuk bertahan idup sama gimana mereka melakukan pilihan untuk hidupnya. jadi jangan pernah "judge the book by its cover" ... dalemnye bisa aja ada bomb!! gawat lho! (Untung si Ahmad Dhani waktu itu belom buka bukunya. *kenapa jadi ke Ahmad Dhani??*)

Well, gue akan coba kemas cerita gue kali ini dalam hal yang ringan dan fun. gue gak akan buat ini terkesan dendam dan juga menyindir siapapun. :)

so please set your mind, and ENJOY !!

Intinya, kenapa gue punya quote "GUE BUKAN ORANG YANG RELIGIUS, TAPI GUE ADALAH ORANG YANG SPIRITUAL". yaitu karena emang, akhir2 ini banyak orang yang bilang ke gue kalau gue itu mulai jauh dari Tuhan (literally), dan gue mulai tidak lagi berdoa (hal ini yang buat gue gak suka, emang lu pada liat gue berdoa apaaaa?? hah ? hah ? hah?) *gaya marah nya Mpok-mpok betawi)

Gak bermaksud untuk memojokan orang – orang tersebut sih, karena gue tahu bahwa mungkin gue sendiri tidak berjalan sesuai arah. cuma ya,sekarang ini gue sebenarnya mau curcol aja bahwa gue sebenarnya sudah punya "mind-set" sendiri tentang bagaimana gue menciptakan hubungan gue dengan Tuhan. daaaaannnnn... kalau tidak selaras dengan keinginan kalian, ya MAAB.. cuma gue pikir, gue adalah satu-satunya orang yang berhak menentukan kehidupan gue akan bagaimana nantinya. jadi ya, mohon dipahami juga yach cyinnn....

Dan satu hal yang sebenarnya belum banyak dipahami oleh banyak orang saat ini adalah, bahwa seseorang yang tidak RELIGIUS itu. bukan berarti mereka itu SUCKS, or EVIL. salah satunya gue.... (gak berani membela kaum lain, gue pake contoh gue aja deh). Gue itu adalah manusia termanis yang sebenarnya TERZOLIMI oleh teman2 kantor gue. Namun gue tidak pernah mengutuk mereka dengan pengetahuan agama gue. gue hanya bisa ngakak sampe kayang-kayang, dan ujungnya2... membanting diri ke lantai dan guling-gulingan sampai tuh lantai ledes... dan temen2 kantor gue pun bersorak-sorai, tepuk tangan dan gak jarang ngelemparin gue koin "gopek-an" atas atraksi gue tersebut. (kok kaya topen monyet ???)

masih mau panggil gue EVIL ? or penjahat? Ohh tidaaakkkkk ... *adegan lari ke tembok dan nempel2 kaya cicak sambil pasang tampang drama* (dalem ati berharap, biar produser FTV mau ajak gue maen pelem sbg lawan maen si RIO DEWANTO. dan ada adegan mesra2nya sepanjang pelem ... weellleeeehhhh.... *merem-melek*)

Nahhhh... sekarang gue mau cerita akan apa yang terjadi sama gue berdasarkan cerita awal gue nih. Kenapa gue menganggap bahwa menjadi seseorang yang spriritual itu cukup penting. (tapi bukan macam a’a GATOT, guru spiritualnya si Reza artamevia ama si Elma Theana) tapi ya itu tadi, spiritual yang gue udah jelasin tadi di atas .. (please deh jangan minta jelasin lagi, udah gempor nih jelasinnye..)

Beberapa taon lalu, gue ketemu dengan seorang temen bae yang langsung gue anggap sahabat tanpa harus melalui gunung, ombak, badai, tornado atau krismon. Pokoknya, udah terbukti banget kalau dia itu emang orang nya bae banget! (ya, kaya si angga gitu deh....tapi Fitria Yusuf lebih baik dari elu yach Ngga?) *wink on angga;). Dia banyak ajarin gue gimana caranya menjadi teman yang baik. Setia kawan, perduli, share, dan meskipun terkadang sampe harus rebutan payung, tapi gue tahu kalau dia itu emang teman yang baik dan pantas digelari “best bud”.

Setahun pertama persahabatan ini berjalan, gue mulai merasa ada gelagat sedikit aneh yang dilakukan oleh temen gue ini. Dia kayanya suka ama gue Sob .. ( asli kaga ge er... emang beneran, dia emang suka gue!! Anggep aja dia lagi khilaf -__-). Beberapa kali dia coba untuk tunjukin niat itu ke gue. Tapi sama sekali gue gak pernah gubris, bahkan kalau ada pembicaraan yang ke arah itu, gue pasti langsung milih untuk joged kayang atau ngebor kaya inul biar perhatian dia distracted ketempat lain dan gue bisa kabur diem2 tanpa harus dengerin apa isi hati die. (karena ini sudah berlalu, kalian yang ingin gampar gue sudah kehabisan kesempatan. Sorry guys, kapan2 aja deh yaaaa.... *ngacirrrrrr ).

Gak kerasa udah lebih dari dua tahun persahabatan gue sama dia, tapi gue mulai jarang hubungin dia lagi. Karena saat itu gue lagi rada gengges sama orang – orang disekitar gue, jadi gue kaya milih untuk nutup diri dan sama sekali enggak ada kontak sama sekali dengan teman – teman gue (Termasuk dia). Tapi saat itu, dia masih terus mencari gue dan benar2 perduli sama gue. Dia terus email semua hal yang terjadi sama dia. Bahkan sampai dimana dia juga sempat ngirimin gue kabar tentang rencana pernikahannya. Dia email ttg gimana dia bertemu sama nih cewek, sampai akhirnya dia mulai cerita tentang rencanya pernikahannya, terus undangannya, dan terakhir cerita ttg bagaimana pernikahannya berlangsung. Dari email-email yang dia berikan ke gue itu, gue cuma bales sekali doang. Gue Cuma bilang “selamat yak brur...!! semoga jadi pasangan yang sakinah, mawadah, warahmah .... “ (kaya di tipi2 tuh!) udah, gitu doangan.

Terus aja nih kaya gitu. Keadaan sama sekali enggak berubah. Gue tetep cuek sama dia, dan dia masih terus cari kesempatan untuk perduli ama gue. Bahkan ketika anaknye lahir, dia telpon gue dari luar negeri untuk ngasih tahu kalau anaknye udah lahir. (kaga mahal itu telponnyah ncang????)

Gue bener-bener menghargai setiap hal yang pernah dia lakukan untuk gue, dan sejujurnya gue ngerasain banget gimana dia sayang ama gue. Enggak tahu kenapa, kok sepertinya gue seperti tidak pernah memberikan kesempatan untuk “melihat” dia, dan “mendengar” dia. Sepertinya, semua yang ada hubungannya sama dia (waktu itu) was just an ordinary thing. Nothing special.

Tiba sampai dimana gue mulai berani untuk nyari dia lagi dan cerita ke dia tentang ke galauan hidup gue, dimana gue emang bener-bener lagi sedih. Disitu gue ingat dan gue tahu kepada siapa gue harus mengadu, dan kemana gue harus mencari kekuatan bulan (sailormoon). Pucuk dicinta ulam tiba, ketika gue email dia, dia balas dengan baik dan bilang ke gue kalau dia akan datang ke Indonesia untuk ngerjain proyek baru kerjaannya di Jakarta dan akan menetap disini selama sekitar 3-6 minggu. Dan dia bilang dia akan nemuin gue dan akan dengerin cerita gue. Sama dia juga minta untuk ditemenin makan pecel ayam dipinggir jalan sama sepeda-an di hari minggu. (mehhhh... gue gak punya sepeda Om... naik busway aja yuk!! Gue traktir deh!)

As I mentioned before, dia itu emang temen yang luar biasa untuk gue. Dia bisa membawa mood gue balik menjadi lebih oke, terus dia berhasil ngebuat gue menyadari kalau gue gak pernah sendiri (at least ada die) dan dia pernah bilang ke gue “semua orang pasti sedih kalau kamu sedih, soalnya kalau kamu lagi ngambek, makanan dimana-mana pasti habis.. so, Jangan sedih terus ya!”.. ( ape hubungannya maleeeehhhhh... -__-).

Dia bener-bener ada untuk gue sampai akhirnya dia sudah 2 minggu tinggal di Jakarta. Dia tidak hanya menjadi pendengar dan penasihat yang baik untuk gue, tapi dia berusaha untuk menjadi penghibur, pemberi makan, pemberi uang (pinjem buat parkir), sampai menjadi seseorang yang menghapus air mata gue kalau gue nangisin si mantan. (om charlie ST12, bikinin gue lagu dong..... )

Sampai di satu titik, dimana gue mendadak disadarkan karena kebaikan dia untuk gue. Gue mulai menyadari bahwa gue benar-benar “bodoh” dengan membiarkan seseorang yang baik seperti dia ini tidak memiliki kesempatan untuk menyatakan cintanya ke gue.

Gue langsung cari email2 dia yang dulu2. Gue baca-baca, gue tela’ah, gue teliti dan benar benar gue dikagetkan dengan semua email yang pernah dia tulis. It is OBVIOUS kalau dia emang beraharap gue kasih dia waktu untuk bicara tentang perasaan dia. Tapi .... L sama sekali gue enggak kasih kesempatan itu. Sampai akhirnya, dia kasih gue banyak lagu karena gue gak pernah dengerin dia dan memberikan kesempatan dia untuk menceritakan tentang perasaan dia.

At the back times, gue bukannya nyuekin dia dalam segala hal. Tapi setiap dia mulai ada hal untuk membawa pembicaraan kearah “pengungkapan cinta”, gue langsung mengalihkan pembicaraan supaya dia enggak ngelanjutin niatnya ngomong sama gue. Tapi kalau udah maen lagi sama dia, ya balik lagi deh. Mulai dari ketawa-ketawa sampai dipelototin sama bapak-bapak yang keselek karena kaget denger suara kita. Terus ngebantuin bule asal swedia yang kejebak di lift hotel, terus sampai nyobain jadi “kenek” bis di Metro mini 19 jurusan blok m. Pokoknya, we’re good friends deh... seneng-seneng all the time! =) *i miss that moments.*

Dasar emang saat itu gue lagi mati rasa (gini kali yak rasanya jadi rhino, punya kulit tebel). Sama sekali enggak bisa membuat gue sadar. Rasanya pengen nabok diri sendiri waktu dia kasih lagu “all the love in the world” nya the corrs. Gue cuma reply :

“wahhhh, lagunya bagus!! Eh udah liat film nya belum ? disini si julia roberts cakep banget yach ??? padahal film pretty woman udah lama banget, tapi disini dia masih keliatan muda. Gimana sih caranya punya wajah kaya dia ??? oh iya, bibir tebal kaya dia emang seksi yah untuk cowo ?”

* gue Benar benar tidak berprikemanusiaan!!! *

Penyesalan gue ini rupanya tidak hanhya dengan menyesali betapa “jahatnya” sikap gue ini sama dia. Tapi gue perlahan-lahan mulai menyadari betapa gue sebenarnya tidak pernah menghargai dia sebagai seseorang yang juga mau mengungkapkan isi hatinya ke gue.

Sekarang, setelah apa yang terjadi sama gue dan dia. Dapat gue simpulkan bahwa terkadang kita merasa bahwa diri kita ini sudah melakukan hal baik tanpa memikirkan apakah hal ini juga baik untuk orang lain. Atau justru tidak perduli bahwa hal yang kita lakukan ini berdampak buruk untuk orang lain. Setelah hampir 2 tahun gue mati rasa, gue mulai tersadar, dan ternyata itu semua sudah terlambat.

Dia sudah menikahi wanita yang pantas untuk dia, dan dia udah dikaruniain anak yang bener-bener mirip sama dia. Doyan tidur, dan suka cengar-cengir kaya bapaknya yang mungkin ada keturunan kuda (hahahhaha, kalau kamu ngerasa, maap Yakkkk...). He was blessed with his new family. Tiap saat dia cerita ke gue betapa dia sangat bahagia dengan kehidupannya. Betapa dia sangat bersyukur untuk kehidupan dia. Disitu, gue Cuma bisa bilang ke dia.... “am happy to see you happy !! and am happy for you!!!”. (padahal dalem ati pengen ngejeduk-in pala ke tembok).

Sebenarnya nih, gue pengen banget letting him know, that : “ gue udah sadar lhooooo.....”, “maabin gue yak, gue kaga sempat ngijinin elu ngungkapin perasaan elu...”, “emang lu pernah suka ama gue yak ‘???”. Uffffttttt, kaga usah deh... lebih baik kaga usah. Semuanya gak akan menjadi lebih baik juga malah justru akan membuat kehidupan dia menjadi lebih sulit dengan situasi yang harus dia hadapi.

Makanyeeee, jadi orang jangan belagu. Karma itu berlaku untuk setiap orang. Kaga pandang bulu. Kaga pandang elu punya banyak bulu apa kagak, kagak pandang elu sering cukuran apa kagak. Karma itu benar-benar ada. Disini gue belajar, bahwa gue dari dulu sering nyuekin temen gue ini. Tapi sekarang ?? gue gantian di cuekin sama dia karena dia sudah sibuk dengan kehiduap barunya. Dengan keluarganya, dengan kerjaannya dan juga dengan temen-temen lainnya. Hal inilah yang benar2 pernah gue lakukan ke dia. At last L i deserve this !!

Dalam hal ini juga, gue bisa lihat bahwa setiap niat baik, itu akan berhasil baik. Temen gue yang doyan nyengir ini, gak pernah punya niat buruk or memanfaatkan sesuatu dari setiap saat dimana dia bersama gue. Bahkan ketika sudah gue cuekin pun, dia masih punya perasaan positif dan terus menerus memperhatikan gue.

So daripada elu menyesal sampai kayang-kayang, saran gue sih, mendingan elu coba untuk lebih “rendah hati” melihat segala sesuatu di sekeliling lu. Karena kadang2 emang sang Maha Kuasa ini, menolong anaknya melalui orang lain.. and we have to be ready as his tools.... getoooo....

Terusssss... sebenarnya gue mau bikin cerita lain lagi. Tapi kayanya cerita tentang si teman baik ini merupakan satu titik balik dimana gue mulai “sadar” bahwa idup didunia itu gak boleh gitu. (Masih sama soal karma yang berlaku pada setiap kehidupan kita). Beneran deh, gue bener-bener belajar banyak dari pengalaman gue ini. Rasanya kadang2 idup itu kaga adil ketika Karma itu balik ke kita, terus blaming on the situation yang sebenarnya mungkin aja masalah ini muncul gara2 kesalahan sendiri at the past.

Sekarang, setelah semuanya berjalan kembali seperti biasa, giliran gue yang “dying” for his attentions. Bener-bener gue merasa idup gue kaga lengkap sebelum gue imel-imelan, sms-an, ato telpon-telponan. Eventhough semuanya emang agak sulit untuk dirubah, tapi gue harus menjadi orang yang cukup besar hati untuk menerima keadaan ini. Seperti, menerima bahwa dia udah gak bisa kasih “full attention” ke gue, but rather just say “hi”.

Totally, I can’t change anything. Tapi kalau ada jin yang datang dan bisa merubah segalanya, gue bener2 mau mengajukan satu permintaan .. yaitu ; “kuda poni” (hah ?? itu mah iklannn...). well, gue akan minta untuk diulang lagi waktu kira-kira 2 tahun terakhir aja deh. I would change these stupid things, and make a better choices instead.

- END -


31 Oktober 2011